1860 Munich, 2014-2015, German 2nd Division (BAGIAN TIGA) : Musim 2014-2015, Musim ke-Dua

Tiba waktunya memasuki Musim ke-Dua. Kegagalan memetik angka penuh dalam empat partai terakhir musim lalu (2013-2014), berujung pada kegagalan merebut posisi ke-dua klasemen. Bahkan pada akhirnya, bukan hanya gagal masuk dua besar, 1860 Munich malah berhenti di posisi ke-empat (sesuai prediksi Bandar Judi dan meleset dari target Board untuk Promosi).
Dari saya pribadi, walaupun ada sedikit penyesalan karena gagal promosi, tapi, saya sendiri di awal musim mentargetkan promosi di akhir musim ke-dua (musim ini). Jadi, saya pikir, okelah. Toh berhenti di posisi ke-empat juga bukan sesuatu yang buruk. Dan, untungnya lagi, Board masih menaruh keprcayaan pada saya, dengan memberikan Kontrak baru, berdurasi empat (4) tahun.

Taktik

Saya segera set up, Mentality, Philosophy, dan TI. Anda bisa lihat pada gambar-gambar yang saya sajikan di bawah.

1_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_Formation_ryan tank Football Manager
2_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_Formation 4-1-4-1_ryan tank Football Manager
4-1-4-1 TSV 1860 Munich. Ryantank Football Manager
3_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_3-2-3-2_ryan tank Football Manager
3-2-3-2 Assymetric TSV 1860 Munich. Ryantank Football Manager

Terus terang saya agak khawatir akan tactic Familiarity. Kenapa? Karena, TI dan Framework yang saya pilih berbeda jauh dengan musim kemarin. Ini sama saja saya membuat tactic baru. Dengan membuat tactic baru, sama saja masalah yang saya hadapi di awal musim kemarin akan terulang. Ah, saya nekat saja. Saya harus ambil putusan. Dan saya masih merasa keputusan ini logis. Karena, saya sudah lebih mengenal para pemain saya. Satu musim kemarin cukup sebagai musim perkenalan.
3 taktik yang saya sajikan di atas baru merupakan ide awal. Yang jelas, belum fixed. Karena, sudah pasti saya akan lakukan banyak tweak. Bagaimana saya lakukan adjustment, akan saya lakukan berdasarkan situai pertandingan, SDM, dan feeling saya. Bukan hanya analisa SDM dan kekuatan-kelemahan musuh, serta kondisi pertandingan, bisa anda gunakan untuk lakukan tweak pada taktik. Tapi, gunakan juga intuisi anda. Kenali tim anda dan percayalah pada intuisi anda.
Musim 2014-2015, saya hanya lakukan 2 transfer. Saya sudah sampaikan ini dalam artikel Bagian Dua. Tapi, tidak ada salahnya (dan juga bukan dosa) kalau saya sajikan ulang. Ini dia.
5_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_Transfer History_ryan tank Football Manager
Transfer TSV 1860 Munich 2014-2015. Ryantank Football Manager

Intinya, inilah 2 pemain yang betul-betul saya butuhkan. Kalau bertanya, apakah cukup? Jelas tidak. Karena, semua posisi butuh pembenahan hehehehe. Tapi, untuk sementara, inilah yang bisa saya lakukan. Akan keterbatasan dana, inilah yang bisa saya dapatkan. Bisa jadi, banyak pemain yang lebih bagus di luar sana. Tapi, karena Scouting Team masih sangat terbatas, sehingga, Scouting Area pun masih sangat terbatas. Dan, ini mengurangi jumlah Scouting Report yang masuk ke saya. Kalau saya harus mencari sendiri, bisa habis waktu saya satu hari penuh untuk obok-obok Player Search Screen dan semua Klub. Dan, belum tentu saya dapatkan pemain yang saya butuh.

Finance
8_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_Finance_ryan tank Football Manager
Finance Balance TSV 1860 Munich 2014-2015. Ryantank Football Manager
6_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_Finance detail_ryan tank Football Manager
Finance Expenditure TSV 1860 Munich 2014-2015. Ryantank Football Manager

Oke, bros. Kita bicara soal aspek Finansial secara garis besar ya. Saya gak tau seberapa menarik aspek ini dibicarakan. Saya merasa perlu bahas, walaupun sedikit, karena, sejak awal artikel berseri ini ditujukan untuk membahas semua spek tim secara menyeluruh.
  Summary, Balance yang anda lihat merupakan Neraca Laba-Rugi. Saat ini, laporan keuangan klub menjelaskan keseimbangan neraca berada di titik Loss. Apa sebabnya? Macam-macam. Bisa jadi gaji terlalu besar dari yang dana yang dialokasikan, kurangnya kemampuan Management dalam menggaet sponsor, sehingga, berpengaruh pada kurangnya pemasukan, atau penghasilan klub yang belum maksimal, karena, TSV 1860 Munich masih berada di 2nd Division (Reputation mempengaruhi penjualan merchandise, animo penonton, dan animo untuk ikut dalam klub resmi klub). Bila saya berhasil membawa tim ke Divisi Utama dan memperoleh posisi setinggi yang kami bisa, Laporan Keuangan akan terimbas positif.
  
  Expenditure. Gampangnya, pengeluaran (Beban). Pembelian pemain, biaya Scouting, loaning fee, Gaji, annual fee untuk feeder klub, dan semua yang termasuk pengeluaran yang mengurangi keuntungan, masuk di sini.
  
  Income. Pemasukan. Semua hal yang berhubungan dengan pendapatan (YANG TAMPAKNYA merupakan penghasilan sebelum potong pajak), masuk di sini. Pendapatan di sini merupakan EBITDA (Earning Before Interest Tax Depresiasi Amortisasi). Walaupun saya sendiri masih belum yakin banget dengan definisi yang saya berikan. Karena, pada Laporan Expenditure kita sama-sama melihat ada Tax pada bagian Non-Soccer Costs. Ada cara membuktikan apakah Tax di sini merupakan ITDA. Anda bisa lihat saat Laporan Keuangan dirilis, setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bila Tax (Pajak) yang harus dibayarkan nilainya sama dengan Tax yang tertera pada Laporan Keuangan yang bisa kita lihat pada Finance Tab, bisa dikatakan Income yang kita lihat di sini sudah merupakan Income bersih atau dengan kata lain Pendapatan setelah Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi.
  
  Projection. Merupakan proyeksi Laba Rugi yang dihitung berdasarkan total Pemasukan yang didapatkan sekarang dengan pengeluaran total. Misalnya begini, bila anda mengikat Kontrak pada Yuka Osako selama 3 tahun, dengan gaji 1,2 Juta Pounds per bulan lantas tiap tahunnya anda berikan Salary Raise 10% per tahun, selama 3 tahun ke depan, maka, yang dihitung adalah proyeksi kenaikan 3 tahun ke depan. Ini masuk ke dalam Expenditure. Nilai total dari Kontrak Osako + nilai total semua pemain + semua pengeluaran - total estimasi pendapatan.
7_TSV 1860 Munich_Projection_ryan tank Football Manager
Finance Projection TSV 1860 Munich 2014-2015. Ryantank Football Manager

Anda lihat projection tim saya. Akhir musim 2017 nilainya -10 Juta Pounds. Ini masih proyeksi (estimasi), bila tim mampu menambah pendapatan (dari mana pun, apakah tiket, merchandise, maupun hadiah uang) dalam 3 tahun ke depan, nilai projection akan berubah, sesuai yang pendapatan yang saya berhasil dapatkan.

  Salary Commitmen
. Perjanjian Kontrak dengan pemain anda sendiri. Nilainya dihitung berdasarkan semua poin perjanjian dalam Kontrak. Anda pernah lihat poin pengurangan gaji bila terdegradasi? Atau kenaikan gaji bila promosi? Dll, dll, dll? Poin-poin macam inilah yang berpengaruh pada Salary Commitment.

Saya pikir, cukup dulu ya pembahasan pada aspek Finansial. Saya juga gak paham secara detail. Itu cuma garis besarnya saja. Semoga bisa kasih gambaran singkat bagaimana Balance (Neraca Laba Rugi Klub) dihitung.

Kompetisi Dimulai


9_TSV 1860 Munich_Season 2014-2015_Two First Matches_ryan tank Football Manager
Gambar di atas merupakan 5 partai Friendly saya selama masa Pra Musim. Anda lihat hasil yang saya peroleh dua partai awal kompetisi lokal? Ya ya ya.... Saya kalah dua kali berturut-turut. Tampaknya, ini akan jadi awal yang lebih berat ketimbang musim lalu. Hehehehe. Ntahlah.

Walaupun perlahan membaik, tetapi, jelas masih jauh dari harapan dan ekspektasi. Karena, di awal musim, TSV 1860 Munich diprediksi akan berhenti di posisi ke-tiga. Ekspektasi meningkat, tekanan eksternal jelas bertambah, ditambah lagi masalah internal seperti, keinginan Stoppelkamp untuk pindah, menjadi beban tambahan sendiri bagi tim.

Ini klasemen sementara setelah 8 partai. Anda lihat 5 besar statistik pemain yang tampak pada bagian bawah? Musim lalu, beberapa pemain saya sudah ikut bersaing dalam statistik-statistik tersebut, sejak awal musim. Sementara musim ini?? Zero... :)
10_TSV 1860 Munich_Season 2014-1015_Table After 8 Matches_ryan tank Football Manager
TSV 1860 Munich 2014-2015. After 8 Matches

Team Fluidity-Mentality

Seperti yang saya duga, keputusan saya lakukan set up “baru” yang ekstrem pada taktik memberikan kesulitan tersendiri. Bukan hanya karena taktik ini merupakan “hal baru”, tapi, anda lihat, ada 2 taktik yang mana saya memilih Philosophy Fluid dan Very fluid di dalamnya. Sejak awal saya sudah tahu, pilihan ini akan memberikan kesulitan tambahan pada pemain saya dalam usaha mereka menyesuaikan diri, karena keterbatasan Attribute.

Saya jelaskan sedikit bagaimana Philosophy dalam pandangan saya. Philosophy atau disebut juga dengan Fluidity (Fluiditas), merupakan salah satu tool dalam taktik, yang disediakan SI bagi anda untuk mendapatkan gambaran bagaimana sikap (ketaatan) pemain dalam menyikapi Taktik yang anda berikan. Gampangnya begini, dari Very Rigid sampai Very Fluid menggambarkan bagaimana kakunya (ketaatan) pemain dalam menjalankan Role, Duty, dan Instruksi yang diberikan padanya. Semakin Rigid, pemain anda akan “taat” pada Role, Duty, dan Instruksi yang diberikan pada mereka. Anda akan melihat permainan yang sangat taktikal. Tim-tim Italy sangat banyak menerapkan Fluiditas Rigid semacam ini. Semakin Fluid, pemain anda akan semakin bebas berekspresi untuk terlibat dalam banyak fase permainan. Total Football dan sepakbola modern banyak menerapkan konsep ini. Para pemain bebas bertukar posisi, bebas dalam “berekspresi”. Permainan tampak sangat mengalir (fluid) tidak Rigid. Kalau anda lihat kemunculan konsep posisi False Nine pada Striker, yang mana di dalam FM disimbolkan dengan Role seperti F9, DLF, Treq, ini merupakan tanda evolusi peran dalam era modern yang lahir dari cara bermain yang sangat “fluid”.
Dalam FM, Fluiditas tidak berpengaruh pada, Defensive Block (Higher atau Lower), Width (Wide atau Narrow), Tempo (Faster atau Lower), Fokus Passing (Lewat Flanks atau Middle), Jenis Passing (Long atau Short). Juga jenis Crossing (Drill atau Float), Intensitas pressing (Hassle atau Stand Off), Tackling, dan Marking.

Fluiditas berpengaruh pada Creative Freedom (kebebasan pemain dalam berekspresi terhadap semua instruksi yang diberikan). Pemain lebih “dibebaskan” untuk lakukan Shot, untuk lakukan Umpan, untuk bergerak, dan lain-lain. Sederhananya, dengan kebebasan seperti ini, butuh pemain dengan Attribute hebat untuk bisa memaksimalkan tingginya Creative Freedom. Anticipation, Creativity, Decision, Flair, Off the Ball, Flair + Techical Attribute yang memadai sangat mempengaruhi keberhasilan pemain dalam memanfaatkan Creative Freedom yang diberikan padanya.

Semakin Fluid pilihan Fluiditas yang anda ambil, hal tersebut akan menempatkan pemain-pemain anda untuk terlibat dalam banyak (kalau tidak mau disebut semua) fase permainan. Bertahan bersama dan menyerang bersama. Tapi, jangan salah pengartian, bros. Kalimat bertahan bersama dan menyerang bersama memang terlihat sangat cocok untuk anda terapkan. Iya kan? Tapi, di situlah letak tricky-nya. Kalau bek anda tidak punya kemampuan serang memadai, lantas pemain depan anda tidak memilki kemampuan bertahan yang cukup, justru bisa jadi bumerang bagi taktik tim. Pastikan Attribute pemain anda mumpuni untuk terapkan Fluiditas ekstrem seperti ini. Kalau anda pernah baca tulisan saya BUILDING TEAM AS A COMPREHENSIVE UNIT, saya bahas pentingnya Attribute untuk Fluiditas Tim.

Bagaimana dengan Team Mentality (Overload, Attacking, Control, Standard, Counter, Defensive, Contain)? Team Mentality, pada dasarnya, berpengaruh pada, Defensive Block (Higher atau Lower), Width (Wide atau Narrow), Tempo (Faster atau Lower), jenis Umpan (Long atau Short), Intensitas pressing (Hassle atau Stand Off), dan Tackling (Hard atau Easy).

Gampangnya begini, semakin agresif pilihan Mentality (Overload yang paling agresif dan Contain yang paling tidak agresif), akan semakin tinggi pula resiko dan agresifitas yang diambil. Mudahnya bisa anda lihat dalam tabel di bawah.

11_TSV 1860 Munich_Mentality Influences_ryan tank Football Manager
Team Mentality Influences. Ryantank Football Manager

Jadi, anda bisa bayangkan bagaimana ekstrem dan agresifnya permainan tim anda ketika memilih kombinasi Attacking-Very Fluid (seperti taktik Dortmund pernah yang saya share pada anda semua), apalagi Overload-Very Fluid.

Evaluasi Putaran Pertama
12_TSV 1860 Munich_Winter Break Results_ryan tank Football Manager

Anda lihat partai-partai yang saya tandai dengan kotak berwarna orange? Dan partai-partai setelahnya? Ada hal menarik yang saya temui dalam fase ini. Sejak kekalahan dari Aalen 1-2, sampai kekalahan dari Kaiserslautern 2-3, player morale-motivation semakin menurun. Pada akhirnya, sebelum menghadapi Sandhausen saya lakukan pendekatan berbeda dalam Team Meeting. Diikuti oleh penyesuaian yang saya lakukan Press Conference, Taktik, dan Team Talk. Detailnya begini (sori saya lupa screen shot) :

- Dalam kondisi normal, saya tidak pernah Team Meeting. Ini yang saya lakukan selama memanajeri Dortmund. Tapi, dalam petualangan saya bersama TSV 1860 Munich, beberapa kali saya harus lakukan pendekatan berbeda.

- 1 Hari sebelum menghadapi Sandhausen, saya lakukan Team Meeting. Dengan style Assertive. Hasil yang saya peroleh, lumayan. Sekitar 6-7 pemain mengalami kenaikan moral, minimal 2 step. Perlu diperhatikan, sebaiknya, lakukan Team Meeting seperti ini, maksimal H-1. Karena, kalau anda terlalu awal melakukannya, moral pemain sangat mungkin turun kembali ke level sebelum Team Meeting dilakukan.

Saya pernah mengalaminya. Saat beda partai 1 ke partai 2 berjarak 4 hari, saya lakukan Team Meeting di H-3. Hasilnya bagus. Moral meningkat. Tapi, di hari H, Moral pemain saya kembali ke level seperti sebelum Team Meeting dilakukan.
13_TSV 1860 Munich_Team Meeting_ryan tank Football Manager
Team Meeting TSV 1860 Munich 2014-2015. Ryantank Football Manager

- Press Conference. Dalam keadaan penampilan berada pada puncaknya dan moral pemain saya berada pada level Superb. Saya cenderung menjawab dengan yakin, saat ditanya apakah saya yakin tim saya akan menang, dengan jawaban kami mampu menang bila kami bermain seperti yang kami rencanakan (Calmly/Assertively). Karena, sebelum menghadapi Sandhausen moral pemain saya dalam keadaan down, saya jawab pertanyaan tersebut dengan jawaban anyone can beat anyone else. Walau pun pada kenyataannya, saya lebih diunggulkan. Dengan menjawab seperti ini, saya tidak memberikan high-demand (terlalu menuntut) pada pemain, yang bisa memberikan beban tambahan, padahal moral mereka sedang drop.

- Saya pilih taktik saya yang tidak Agresif menyerang. Saya memilih taktik saya 4-1-2-3. Khusus partai ini, saya tidak aktifkan Higher tempo dan Get Stuck In. Saya hanya berjaga-jaga. Karena, Morale drop Bisa terbawa ke In Game Morale. Salah satu imbasnya, adalah, Very Poor Body Language. Bila In Game Morale buruk, lalu anda terapkan Taktik Agresif. Bisa jadi pemain anda makin Nervous dan berdampak negatif pada penampilan tim.

- Pendekatan moderat seperti pada saat Press Conference, berlanjut ke Team Talk. Ketika tim dalam peak performance dan Superb Morale Level, saya akan meminta pemain untuk menang dengan style Assertive atau Aggressive. Dalam keadaan sekarang, saya katakan dengan style calm, pick what you left atau Calm, you can play with no pressure. Diikuti, Positional Talk (Assertively/Calmly) I have faith with you.

- Pada saat Half Time Team Talk, saya katakan, I’m happy with your performance. Feedback yang saya dapatkan bagus, walaupun tidak ada gol tambahan, tapi, TSV 1860 Munich menang dengan skor 1-0.

Pada akhirnya, tibalah tim pada Winter Break. Dari sisi posisi sementara, sekilas pencapaian tim bisa 
dikatakan kurang baik. Tapi, kalau anda cermati selisih poin dengan peringkat dua, yang hanya 4 poin, tentu pencapaian tim masih bisa saya kategorikan oke. Artinya oke, adalah, peluang meraih posisi dua, masih sangat besar.
15_TSV 1860 munich_Winter Break Table_ryan tank Football Manager
Table Prior to Winter Break TSV 1860 Munich. Ryantank Football Manager

Evaluasi penampilan pemain
16_TSV 1860 Munich_Players_ryan tank Football Manager

- Average Rating sangat buruk. Tidak banyak lagi yang saya bisa katakan.

- Setelah 4 kemenangan beruntun, Morale pemain saya berangsur membaik. Anda bisa lihat rata-rata berada pada level Very Good.

- Saya sangat jarang memakai Moritz Stoppelkamp. Morale dan Motivation Moritz dalam keadaan buruk, yang disebabkan oleh kekecewaannya karena tidak ada tim yang memberikan penawaran beli padanya + TSV 1860 Munich gagal promosi. Saya tidak bisa ambil resiko dengan memainkannya.

- Pada saat memasuki bulan Januari, saya lakukan 5 pertandingan persahabatan. Dengan harapan, kondisi pemain terjaga dan pemain semakin terbiasa dengan Taktik.

Putaran Ke-Dua

Sampai pekan ke-26, saya berhasil meraih posisi ke-tiga, menyamai nilai peringkat dua. Ini merupakan imbas dari 6 kemenangan dari 7 partai terakhir. Salah satu partai paling seru adalah, pertandingan antara TSV 1860 Munich menghadapi Furth di pekan ke-26, di kandang Furth.

Pertandingan ini jadi berat, karena, saat itu, Furth berada di peringkat empat, satu posisi di bawah tim saya. Dari 6 partai terakhir, Furth sukses 5 kali menang dan 1 kali imbang. Saya sendiri, menang 5 kali dan kalah satu kali.

- Saya memutuskan menggunakan Formasi 4-1-2-3 Non Striker. Mencadangkan Osako dan memainkan benjamin Lauth. Di tengah, saya memilih trio Wannenwetsch, Weigl, dan Stahl.
17_TSV 1860 Munich_2014-2015_Formation against Furth_ryan tank Football Manager
Line Up Furth Vs 1860 2014-2015. Ryantank Football Manager

- Dari Highlight (Comprehensive), terlihat Furth bermain dengan hati-hati. Saya tidak yakin, tapi, kelihatannya mereka memainkan Mentality Counter atau Standar, dengan Fluiditas Rigid atau Balance.

- Dari Role dan duty, tampaknya pemain yang diberikan Role Attacking adalah, Djudjic si AMC dan Striker. Dari cara Djurjic bergerak, kemungkinan dia diberikan Role SS (otomastis Duty nya Attacking). Sementara, si striker, kemungkianan besar diberikan peran Poacher atau Advanced Forward. Salah satu DM, yaitu Furstner, diplot sebagai Defensive Midfielder-D atau Anchor. Satu DM lain, Mavraj, bergerak lebih advanced. Role nya apa, saya tidak yakin. Tapi, kalau lihat dari jumlah umpannya, dia ini mungkin diberikan role DLP dengan Duty Support atau mungkin DM-S.

- Dua sayapnya diberikan Duty Support. Berulang kali mereka lakukan umpan dari luar kotak penalti. Mungkin saja, kombinasinya seperti ini, Wide Midfielder-Support, Cross From Deep, ditambah Team Instruction Pump Ball Into Box. Gol pertama lahir dari skema seperti ini. Trinks, Sayap Kanan Furth, lakukan crossing dari Deep position di sudut kiri luar kotak penalti TSV 1860 Munich, menuju Far Post, di mana Yesil telah menanti. Dengan satu tap sederhana, bola masuk gawang. 1-0.

- Sepanjang babak pertama, permainan tim buruk sekali. Saya lantas, lakukan perubahan. Saya switch ke Control dan Rigid.

- Furstner dikartu merah menit ke-64. Beruntungnya, pemain saya langsung segera mampu manfaatkan situasi ini. Daniel Adlung menyamakan kedudukan satu menit kemudian. 1-1. Lalu, menit 74, saya masukan Osako, Bierofka, dan Schwabl, menggantikan Lauth, Weigl, dan Steinhofer. Formasi saya adjust. Dari 4-1-2-3 menjadi 4-1-2-2-1. Osako di depan.

- Menit ke-91, sebuah voli first time Daniel Bierofka, mengubah kedudukan. Gol!!! Furth 1-2 TSV 1860 Munich. Pertandingan berakhir. Saya berhasil kalahkan peringkat empat yang sedang dalam peak performance.

Delapan (8) Partai Terakhir

Musim lalu, dropnya penampilan dalam 4 pertandingan terakhir, membuat saya kehilangan kesempatan meraih posisi dua bahkan posisi tiga. Dalam 4 pertandingan terakhir, TSV 1860 Munich hanya mampu 2 kali imbang dan 2 kali kalah. Dan, terhenti di posisi ke-empat!!

Di pekan ke-27, saya kembali menghadapi partai berat. Menghadapi Aalen, di Allianz Arena. Aalen untuk sementara di peringkat ke-5. Mereka dianggap sebagai salah satu Overachiever, karena, di awal musim dijagokan untuk menempati peringkat 9-11. Satu keuntungan saya, Aalen sebenarnya dalam keadaan kurang bagus. Sebelum Winter Break, mereka menempati posisi ke-dua. Sekarang, setelah pekan 26, Aalen turun hingga peringkat ke-lima.

Pertandingan menghadapi Aalen berlangsung dilakoni dengan sangat buruk. Selama babak pertama, tampak sekali para pemain kesulitan menyerang. Puncaknya, menit ke-48, Aalen unggul dari tendangan Penalti. TSV 1860 0-1 Aalen. Dan, ini bertahan sampai pertandingan berakhir.

Bayang-bayang dropnya penampilan tim menjelang akhir musim 2013-2014, kembali terhampar. Feeling saya tidak enak banget. Saya belum menghadapi Augsburg, Hertha, dan Kaiserslautern, yang kesemuanya harus saya jalani di kandang lawan. Partai menghadapi Hertha dan Augsburg akan saya jalani di pekan 29 dan 30. Yang mana, hanya berselisih 2 hari di antara 2 partai tersebut.

Pekan ke-28, saya menghajar FSV Frankfurt dengan skor 4-2, di Allian Arena. Saya memang memainkan formasi 4-1-2-3, tetapi, sebelum Kick off, saya rubah Mentality dan Fluiditas tim, menjadi Control dan Fluid.

4 partai ke depan (pekan 29 sampai 32), saya akan hadapi 2 tim yang berada di posisi 2 besar (Kaiserslautern dan Hertha), lalu Augsburg di posisi ke-5, dan Dusseldorf peringkat ke-7. Hanya menghadapi Dusseldorf di pekan 31, yang sya lakoni di Allianz Arena. Jadwal gila. Hasilnya........
18_TSV 1860 Munich_2014-2015_Match Day 29-32_ryan tank Football Manager

Saya gagal. Hahaha... Bahkan, setelah partai ke-30, yang mana saya dibantai habis-habisan oleh Augsburg dengan skor 2-5, peringkat tim jatuh ke posisi ke-4. Haduh........... Saya pengen nangis aja rasanya. Pengalaman musim lalu kembali terulang. Pengalaman yang menyisakan trauma. Tim ini hancur justru di saat-saat terakhir yang menentukan. Penampilan drop di saat yang sangat tidak tepat.
Setelah kembali imbang dengan Dusseldorf, lalu, kembali disikat Kaiserslautern dengan skor 2-3. Saya sudah kehilangan kesempatan mendapatkan posisi ke-dua. Jalan otomatis promosi sudah tertutup rapat. Habis sudah pelung buat saya promosi secara otomatis :’-( :( :-( Saya tinggal berharap bisa menempati posisi ke-tiga, untuk kemudian bertarung di Play Off. Masih ada harapan bung. Pejuangan belum berakhir.

Singkatnya, 2 partai terakhir saya menangkan dan membuat TSV 1860 Munich menempati posisi 3. Lebih baik 1 peringkat ketimbang musim kemarin, 2013-2014. Dan, ini berarti, saya dapat satu tiket Play Off. Di Divisi Utama Bundesliga, 2 tim yang musim lalu promosi, Dresden dan Bochum, terdegradasi balik =)) :-D huahahahaha. Konyol benar deh.
22_TSV 1860 Munich 2014-2015_Graphic Position_ryan tank Football Manager
TSV 1860 Munich Position Graphic. Ryantank Football Manager

Saya akan menghadapi Hamburger SV yang berhenti posisi 16 Bundesliga. Terus terang saja, saya kurang senang dengan fakta ini. Karena, secara Reputation dan kemampuan pemain, Hamburg berada di atas TSV 1860 Munich. Lihat 3 Comparison yang saya sajikan di bawah.
19_TSV 1860 Munich_All Position Comparison Vs HSV_ryan tank Football Manager
20_TSV 1860 Munich_Attack Comparison Vs Hamburg_ryan tank Football Manager
Ini fakta paling mengkhawatirkan saya. Lihat hasil Pace dan Aerial Duel Comparison? Bayangkan aja, bro. Udah kalah di udara, kalah pula di darat. Hehe. Siap-siap hancur deh.
21_TSV 1860 Munich_Defense Comparison Vs Hamburg_ryan tank Football Manager
Lagi-lagi, Pace jadi masalah paling besar.

Partai pertama berakhir mengejutkan. Di kandang Hamburg, setelah diserang terus-menerus sepanjang pertandingan, setelah dibuat berdegup terus-menerus sepanjang laga, secara mngejutkan pertandingan berakhir dengan skor 1-1. Hamburg unggul menit ke-72. Benjamin Lauth lantas sukses membalas di menit ke-83. Stefan Wannenwetsch, si assister, menjadi PoM.

Tapi, ntah mengapa, feeling saya masih nggak enak. Saya masih nggak yakin bisa lolos Play Off untuk mendapatkan tiket Promosi. Saya sering berada dalam kondisi seperti ini, bermain baik di kandang tim yang lebih kuat. Lantas saat bermain di kandang ternyata kalah.

Di partai pertama, saya sukses menahan Hamburg dengan permainan bertahan dan Fluiditas Rigid. Di partai ke-dua, ntah mengapa, saya memilih tampil dengan Formasi 4-1-4-1, Comtrol-Fluid. Dan hasilnya, hanya dalam waktu 13 menit, Hamburg sukses memasukan 2 gol.  Skor bertahan hingga pertandingan selesai. Lagi-lagi saya gagal Promosi.

Satu yang jadi kesalahan saya, adalah, pemilihan taktik. Dalam Football Manager, Team Reputation, Player Reputation, dan Player Attributes, menjadi faktor yang sangat penting untuk menebak hasil akhir pertandingan sekaligus penentu pemilihan taktik dan cara bermain.
Saya sudah lama sadari hal ini. Bahkan, saya banyak sarankan ini kepada orang-orang yang mengirimkan pertanyaan pada saya baik lewat PM, email, atau diskusi di Fan Page. Saya selalu jelaskan, betapa pentingnya mengetahui Reputation dan Komparasi tim anda dengan musuh sebelum tentukan taktik dan tentukan gaya interaksi untuk manajemen Morale-Motivation. Konyolnya, saya langgar hal tersebut justru di partai paling menentukan + partai yang paling berat untuk saya bisa menangkan.

Reputation, Motivation-Morale Management, dan Tactic

- Football Manager merupakan sebuah game simulasi yang sangat realistis. Miles Jacobsen pernah mengatakan dalam sebuah diskusi. Sport Interactive (SI) sebagai Developer, memiliki ribuan Scout. Baik karyawan tetap maupun Independent Scout yang membantu SI. Pekerjaan mereka adalah mengumpulkan data, melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana sebuah tim bertanding, bagaimana seorang pemain bereaksi, bagaimana kebiasaan mereka, apa saja taktik yang sering diterapkan dalam partai besar. Semua data dikumpulkan begitu detailnya.

- Si menyediakan beberapa tool (hidden tool) bagi kita untuk membantu memenangkan pertandingan. Salah satu yang paling kuat, adalah, Reputation. Reputation dibangun berdasarkan prestasi tim dan kombinasi Players Reputation. Semakin tinggi Reputation, makin mudah pula anda untuk menang. Sebaliknya, bila Reputation sangat rendah.

- Sebuah tim dengan Reputation rendah, bila ditargetkan menang dan bermain agresif (High Tempo, Direct, Hard Tackle, Dribble), sangat mungkin pemain-pemainnya mengalami Nervous dalam In Game Morale.

- Yang perlu diingat dan dilakukan oleh tim Reputation rendah adalah saat bermain tujuan utamanya adalah menghentikan permainan musuh. Salah satu contoh, anda bisa bermain bertahan dengan cara ekstrem seperti Parkir 4 pesawat di depan rumah selingkuhan pak Lurah, bermain tackle keras, tempo lambat, dan umpan jauh langsung ke Striker di depan. Intinya adalah, bertahan untuk menghentikan musuh “bermain”, sambil menunggu kesempatan menyerang balik.

- Press Confrenece dan Team Talk juga perlu penyesuaian berdasarkan Reputation. Saat anda merupakan tim Low Reputation. Katakanlah hal-hal yang meringankan dan tidak membebani pemain, seperti, No Pressure atau Pick What You Left dengan Style (ini sangat penting), Calm/Cautious. Lalu, anda bisa tambahkan Positional Talk sebagai Morale booster.

Oke, guys. Itulah catatan perjalanan saya selama musim 2014-2015 memanajeri TSV 1860 Munich. Dalam catatan Bagian Tiga ini, saya sengaja berikan banyak analisa terhadap beberapa aspek tim yang belum saya sajikan di Bagian Satu dna Dua. Pada tulisna ke-empat, ke-lima, dan seterusnya, kalau ada, saya janji akan masukan beberapa ulasan pertandingan lebih detail. Saya akan sajikan bagaimana saya menganalisa Statistik dan bagaimana saya menilainya. Semoga apa yang saya sampaikan dalam artikel ini, bisa memberikan beberapa gagasan bagi anda.

Sekian, kawan-kawan. Terima kasih atas waktunya. Terima kasih bersedia membaca. #SalamFM#

Ryantank100

Post a Comment

Previous Post Next Post