Oke, saya kembali pada laptop saya. Bedanya yang ini laptop baru
(hehe... no pamer, gans). Saya kembali pada salah satu tool paling
penting dalam hidup saya, baik untuk pekerjaan maupun passion saya,
yaitu sepakbola dan FM.
Ngomong-ngomong soal tool, sepakbola dan taktik merupakan 2 hal yang tak bisa dipisahkan. Taktik merupakan tool utama dalam sepakbola. Dengan taktik tepat (formasi, pemain, dan tweak), kemenangan sudah semakin dekat dengan anda. Suka ngga suka, ini realita.
Terkait taktik, selama ini saya sudah mencoba membuka banyak diskusi soal FM. Soal manajemen, soal analisa, soal membangun tim dalam gambaran besar, tapi, tidak sekalipun saya pernah berdiskusi soal taktik secara detail. Kebetulan beberapa hari terakhir ada beberapa permintaan taktik. Dan, kemarin, saya terlibat dalam diskusi singkat soal taktik bang Dwiky FmLovers. 2 hal ini membuat saya ingin membagi taktik saya. Tapi, guys. Saya tidak akan (sekedar) mengupload taktik saya. Kenapa? Karena, yang lebih ingin saya bagi (DAN DISKUSIKAN), adalah, logika di balik semua pertimbangan dan putusan yang saya buat. Melalui cara ini, saya berharap akan banyak variasi yang lahir dari logika berpikir yang memiliki karakter tersendiri.
Oke, saya putuskan untuk bahas taktik dalam (salah 1) bentuk favorit saya, yang juga merupakan salah satu evolusi tercanggih sepakbola modern, 4-2-3-1.
Jadi, mari kite ke TeKaPe.
Kita langsung ke taktik 4-2-3-1 saya yang terdahulu. Taktik di mana saya berusaha menerapkan Gegenpressing nya Borussia Dortmund nya Jurgen Klopp ke dalam FM. Sehingga, semua instruksi berkiblat pada Gegenpressing. Tapi, untuk kesempatan ini saya tidak akan masuk ke dalam Gegenpressing itu sendiri, melainkan taktik dalam save Dortmund saya.
BENTUK
4-2-3-1
Ini jadi bentuk dasar yang saya pilih. langsung saja, kita masuk ke kerangka dasar. Rangkaian struktur yang menentukan bentuk. Kita masuk ke penentuan Mentality-Philosophy.
KERANGKA BERMAIN
Tulisan ini, sedikit banyak, ada hubungannya dengan tulisan saya yang terakhir, (BAGIAN SATU)_MEMBANGUN TIM secara UTUH. Anda bisa baca dari link yang saya shared di bagian lain, dari Fan Page Facebook. Tapi, tidak ada salahnya saya jelaskan ulang, toh tulisan yang sedang anda baca ini membahas taktik. Dan, saya harus bisa memberikan informasi sedetail mungkin kepada anda.
Dengan Mentality-Attacking, para pemain diarahkan untuk bermain menyerang, dengan agresifitas tinggi. Secara alami, team D-Line saya kategorikan High. Dalam kondisi seperti ini, bila bermain Pressing, tim anda akan diuntungkan, dikarenakan, ruang gerak musuh sangat terbatas (akibat tingginya D-Line). Individual-Mentality, Creative Freedom, Kecepatan Permainan, dan default Passing-Directness, saya pastikan berada dalam level ekstrem (bila kita asumsikan masih ada level ultra-extrem di atasnya).
Philosophy-Very Fluid mengkondisikan pemain berada dalam bentuk yang sangat "bebas". Setiap lini akan terlibat dalam semua (hampir semua) fase bermain, pertahanan-transisi-lini tengah-transisi-penyerangan. Konsekuensinya, atribut Mental, Teknik, dan Fisik dituntut berada dalam level "setara", maksudnya "setara", adalah, setiap pemain "harus" mampu bermain bertahan dan menyerang.
TEAM INSTRUCTION
Hal pertama yang perlu saya sampaikan, adalah, Team Instruction saya sangat fleksibel. Sangat mungkin berubah sesuai dengan perubahan pertandingan. Tapi, boleh dikatakan, apa yang saya tampilkan di atas, merupakan, instruksi yang menjadi tolak-ukur saya. Itu dasarnya, sehingga, perubahan-perubahan yang mungkin terjadi, berpatokan pada instruksi di atas.
Retain Possesion, saya ingin agar para pemain memperhitungkan dengan cermat, ketika tim dalam keadaan menguasai bola (in possesion). Saya berharap pemain memiliki barrier sebelum mereka terlalu terburu-buru dalam membangun serangan.
Shorter Passing, kombinasi dengan Retain Possesion akan memberikan tim anda kesempatan membangun serangan dengan resiko rendah. Juga, seperti yang anda semua paham, instruksi ini cocok untuk anda bisa kuasai penguasaan bola.
Pass into Space, Umpan yang dilakukan ke area di mana tim bisa mengeksploitasi ruang kosong. Dengan instruksi ini, anda akan temui lebih banyak umpan terobosan (killer balls). Dan, karena saya ingin bermain menyerang, saya yakin, instruksi ini sangat membantu saya dalam menciptakan ruang dan mengkreasi peluang, yang notabene merupakan aspek utama bila anda berbicara menyerang.
Play Out of Defense. Saya ingin menyerang. Dan saya ingin pemain saya menyadari, bahwa menyerang harus dilakukan dari titik di mana (pun) tim memulai penguasaan bola, temasuk lini belakang!! Dengan instruksi ini, pemain belakang tidak serta merta lakukan aksi yang menyia-nyiakan penguasaan bola. Lini pertahanan juga akan jadi bagian dari serangan. Bahkan, jadi salah satu inisiator.
Drill Cross, umpan silang yang sifatnya tidak melambung dan cenderung datar atau rendah, akan cocok bila striker anda merupakan tipe fast-creative. Drill Cross cocok bila anda ingin bermain dalam tempo cepat (Higher Speed). Apalagi, bila bek-bek yang anda hadapi merupakan bek bertubuh Bima Pandawa dengan kemampuan duel udara nomor 1, macam Varane, Ramos, Pique, anda akan kesulitan dalam pertarungan udara yang dipicu oleh (bila) anda instruksikan Float Cross. Inilah yang jadi pertimbangan saya kenapa saya menginstruksikan Drill Cross, ketimbang, Float Cross.
Push Higher-Up, saya ingin bermain pressing. Saya ingin pemain memenangkan bola dengan lakukan pressing dalam waktu sesingkat-singkatnya. Bila anda mampu mereduksi ruang gerak AI, saya jamin, pressing anda akan mencapai titik maksimal. Push Higher-Up menginstruksikan para pemain untuk berdiri jauh ke depan, di tengah garis lapangan, bahkan, terkadang, masuk ke dalam lapangan musuh. Pressing-Space Reduction = opponent mistake + regain possesion.
Roam From Position, dengan pemain yang memiliki Anticipation-Off the Ball bagus, instruksi ini akan maksimal diterapkan. Lepas dari atribut apa yang dibutuhkan, instruksi ini berpotensi memancing bek musuh untuk out of position.
Hassle Opponent, perintah untuk pemain melakukan pressing lebih banyak dan lebih cepat. Bila anda merupakan tim yang comparison pada aspek Workrate dan Teamwork serta Stamina menjadi nomor satu (1), maka instruksi ini sesungguhnya sudah menjadi jiwa para pemain. Anda hanya perlu mengaktifkannya. Saya putuskan untuk aktivasi instruksi ini, karena, Dortmund merupakan tim dengan Work Rate dan Teamwork terbaik.
Stay on Feet, kebalikannya dari Get Stuck In. Kenapa saya memilih instruksi ini? (1) saya ingin mengurangi resiko kartu kuning apalagi merah, karena, dengan perintah ini, pemain akan berpikir ulang untuk lakukan sliding-tackle keras dan cepat, (2) bila pemain anda berhati-hati dalam tackle (tidak lakukan sliding-tackle), itu merupakan hal yang tepat untuk menjaga bentuk permainan. Karena, bagaimana pun, saat sliding-tackle gagal, pemain butuh beberapa detik untuk kembali berdiri untuk kembali pada posisi “semula”. Yang mana, dalam momen-momen inilah, AI sangat mungkin sudah temukan celah dalam formasi anda. Perhatikan detail kecil seperti ini. Karena, hal ini penting dalam partai-partai penting yang sarat emosi, tekanan, dan gengsi.
Use Tight-Marking, untuk instruksi ini, perhatikan aspek Marking bek anda. Apa saja itu? Positioning, Balanced, Strength, Acceleration, dan Marking. Juga, seperti yang selalu saya katakan, Mental-Attribute untuk aspek bertahannya merupakan hal krusial. Anda bisa baca dalam tulisan saya yang berjudul Anticipation, Decision, Positioning, Composure, Concentration untuk Soliditas dan Organisasi Pertahanan.
Higher- tempo, sederhana saja, bila ingin menyerang sekaligus menghancurkan bentuk musuh, bermianlah dalam tempo cepat. Dengan bermain cepat, anda sangat mungkin membuat musuh anda dalam keadaan nervous.
ROLES-DUTY
PENJAGA GAWANG
* Bermain sesederhana mungkin, melalui umpan pendek ke pertahanan
* Bila anda memiliki Kiper dengan Goal-Kick ciamik dan striker yang punya Composure, Flair, serta duel udara nomor satu, Long Kick sangat logis untuk anda terapkan
* Serangan dibangun dari titik paling belakang, itulah kenapa saya instruksikan Defenders-Distribution
* Dalam pertandingan, saya sangat mungkin tweak peran GK menjadi SK, bila saya merasa musuh berpotensi eksploitasi gap antara 2 CM dan lini belakang
BEK KANAN
* kenapa saya pilih WB, karena , 2 sayap serang saya akan saya fungsikan sebagai penyerang ke-2 yang banyak lakukan Cut Inside, akibatnya, keberadaan pemain di ke-2 sisi lapangan “berkurang”. WB merupakan sebuah role yang bertugas menjaga sisi luar lapangan, dengan karakter bermain melebar untuk menjaga penguasaan sayap. Pada CWB, flanks-awareness nya tidak sebaik WB, sementara FB lebih memiliki karakter yang “aman untuk pertahanan” dibandingkan CWB dan WB bila melihat dari sisi attacking-awareness. Duty Attacking akan membuat coverage WB menjadi sangat luas dalam mengiris sisi sayap pertahanan musuh
* Distribusi sederhana melalui umpan-umpan pendek, saya tidak mau bek sayap terlalu gegabah dalam melepas umpan, terutama, saat berada di pertahanan sendiri.
* Dalam Kombinasi Attacking-Very Fluid, Creative Freedom, Closing Down, dan Player-Mentality berada pada level agresif, termasuk bek sayap. Untuk mereduksi agresifitas berlebih, saya instruksikan Close-Down Less dan Hold-Position
BEK KIRI
* Sama seperti pertimbangan saya kepada Bek Kanan
DUET BEK TENGAH
* Ke-2 Bek Tengah saya perlakukan sama
* Bila perlu, terutama, saat menjaga keunggulan skor, salah satu bek akan saya plot menjadi LD yang berkarakter mengamankan pertahanan dengan cara membuang boa sejauh mungkin.
* Dalam kondisi berbeda, salah satu Bek Tengah saya berikan duty Cover, sebagai usaha meredam ancaman striker musuh yang sering lolos dari garis pertahanan sejajar
GELANDANG TENGAH (BERTAHAN)
* Karena tugas utamanya, adalah, merebut bola dan bertarung (demi possesion), saya harus jaga dan aktifkan semua instruksi yang memerintahkan BWM saya bermain “seaman” mungkin
* Pada saat saya melihat BWM bermain “terlalu kotor”, saya segera tweak rolenya menjadi CM-D. Dengan pertimbangan, (1) default karakter CM-D “tidak sekotor” BWM (perhatikan Tackle Hard pada instruksi naturalnya), (2) CM-D memiliki Defensive-awareness yang bagus. Bahkan, untuk menjaga bentuk permainan, CM-D, lebih pas ketimbang BWM yang sangat agresif
GELANDANG TENGAH (KREATOR)
* Play-Maker pada sisi dalam, tugas utamanya mengalirkan bola. Saya berusaha menjaga instruksinya sesimpel mungkin, karena, saya percaya DLP saya (Marco Verratti) sudah punya kapabilitas lebih untuk mengemban tugas sebagai pengatur permainan tanpa banyak saya perlu atur
* Marco Verratti memiliki PPM yang saya butuhkan sebagai play-maker, seperti, killer balls, comes deep to get ball, dictate tempo, sampai try long range pass. Ditambah, Mental-Attributenya sudah lebih dari sekedar mumpuni. Artinya, saya tidak perlu banyak instruksi. Keep it logic
* Roam from Position saya aktifkan, supaya DLP punya inisiatif lebih untuk merusak bentuk permainan musuh
* Duty Support, agar si DLP tidak terlalu deep-positioned saat tim lakukan serangan
SAYAP SERANG
* IF-Attacking jadi pilihan, karena, saya ingin Sayap kanan saya menjadi salah satu sumber gol. Karena, kebetulan Mohammed Ousmane merupakan pemain dengan Technical-Attribute fantastis, saya harus manfaatkan itu dengan cara, memintanya untuk merusak bentuk dasar musuh (Roam From Position), memintanya untuk membuat musuh menjadi nervous dengan Dribble More, dan terakhir meminta Ousmane bergerak sedalam-sejauh mungkin di pertahanan musuh untuk ciptakan havoc sebanyak-banyaknya (untuk inilah Get Further Forward saya aktifkan)
* Dalam pertandingan, sering kali saya minta Ousmane untuk short pass, karena, sering kali Asisten Manajer saya mengatakan, Ousmane banyak missed dalam melepas umpan
SAYAP SERANG (KREATOR-RUNNER)
* Sedikit beda dengan Sayap Serang Kanan
* Mario Gotze yang menempati posisi ini memiliki kelebihan yang berbeda dengan Ousmane. Gotze lebih cermat dalam umpan (More Direct Pass) dan lebih punya kemampuan play-making. Anda tahu salah satu beda mendasar antara CR7 dengan Lionel Messi? Ke-duanya merupakan Inverted-Winger terbaik di era sepakbola modern. Simbolisasi utama evolusi sepakbola yang menghadirkan pergeseran peran pemain sayap. Mereka sama ngerinya, tapi, buat saya Lionel Messi lebih memiliki kepekaan seorang play-maker, sementara, Cr7 lebih memiliki kemampuan destroyer yang berpangkal bukan pada kemampuan play-making tapi pada aspek power dan fisik. Mario Gotze cenderung ke Messi, sementara, Ousmane merupakan cetak biru CR7 dalam save saya
* Shot dan Cross Less Often merupakan instruksi saya agar Gotze lebih banyak memainkan bola dalam upayanya mengkreasi permainan (play-making), sehingga, dengan Cut Inside sebagai karakter default, saya yakin Gotze akan banyak bergerak ke tengah mendekati jantung pertahanan musuh
GELANDANG SERANG TENGAH (CONNECTOR-RUNNER-CREATOR)
* Ivan Kujevic merupakan False 10 terbaik yang pernah saya temui. Instruksi ini yang mengakomodasinya. Anda bisa lihat tulisan saya Kombinasi False 9 dan False 10 sebagai Salah Satu Opsi Taktik Menyerang
* Move Into Channel memicu pemain untuk bergerak mencari ruang kosong. Anticipation dan Off the Ball + Creativity memegang peranan penting dalam hal ini* Untuk More Direct passing, saya sering kali tweak menjadi Shorter Passing bila diperlukan
PENYERANG
* Anda bisa lihat tulisan saya Kombinasi False 9 dan False 10 sebagai Salah Satu Opsi Taktik Menyerang. Inilah tugas utama penyerang Dortmund dalam save saya. Tampil sebagai False 9 dalam peran Deep Lying Forward, untuk membuka ruang bagi pemain di belakangnya. Roam from Position yang menjembatani konsep bermain seperti yang saya mau.
HAL-HAL PENTING untuk DIPERHATIKAN
* Bila anda cermati, individu instruction saya berusaha jaga sesederhana mungkin. Kenapa? Karena, buat saya pada saat anda menentukan Mentality-Philosophy, lalu, Team Instruction, anda sudah memberikan kerangka bentuk permainan yang sangat cukup bagi pemain. Individu Instruction hanya merupakan media untuk memicu fleksibilitas taktik dan bentuk, yang anda rasa akan memberikan keuntungan bagi tim, yang kebetulan dalam kerangka awal tidak anda dapatkan atau kurang maksimal pengaruhnya.
* Selalu pastikan dalam tiap formasi dan bentuk permainan, pilih pemain dengan kemampuan yang sesuai dengan taktik. Karena, seperti yang saya sampaikan dalam (BAGIAN SATU)_MEMBENTUK TIM secara UTUH, pemilihan taktik dan instruksi manajer berperan dalam kesuksesan sistem, tapi, ingat, manusialah (pemain) yang menjadi tulang punggung dan yang menjalankannya. Sehingga, pemilihan pemain, role, dan duty menjadi sangat krusial.
* Saye berani bermain agresif dalam filosofi Very Fluid karena saya punya SDM untuk itu. Perhatikan apa yang saya tampilkan di bawah. Mental-Attribute menjadi basis penting dan krusial dalam saya menentukan pemilihan pemain. Perhatikan, Very-Fluid memerlukan pemain dengan kemampuan teknis lengkap, iya. Very-Fluid memerlukan pemain yang mampu memaksimalkan Creativity-Freedom yang sangat tinggi dalam filosofi ini, iya. Sehingga, semua aspek dalam diri pemain (teknis, menntal, fisik), dituntut berada pada level top. Bagi saya, Mental-Attribute merupakan konstruktor inti yang membangun segala kehebatan pemain, serta, menjadi pembeda level performa yang ditampilkan.
Konfigurasi Mental Pemain
* Kecepatan menjadi sangat krusial dalam formasi dan taktik ini. Dengan High D-Line dan agresifitas permainan, pastikan (terutama) bek anda punya quickness untuk meredam potensi bahaya yang menunggu bila anda lengah. 4 dari 5 pemain yang paling sering tampil di pertahanan, memiliki akselerasi 16 (hanya 1 yang meiliki akselerasi 15). Sekedar tambahan (penguat), 3 dari 5 di antaranya memiliki Anticipation di atas 15, 2 yang lain memiliki skor 15.
PERBANDINGAN HASIL
Bundesliga 2018-2019, Dortmund gagal juara untuk pertama kali. Di musim ini, saya fokus habis-habisan di UCL. Terutama, saat memasuki babak 8 Besar, di mana saat saya harus memainkan partai UCL, saya cenderung “korbankan” partai Bundesliga H-3 maupun H+3.
UCL 2018-2019. Untuk pertama kali, sejak 2013, Dortmund berhasil juara. Mayoritas pertandingan saya mainkan menggunakan formasi 4-2-3-1, dengan set-up seperti dalam tulisan ini.
Perlu diingat, di musim 2018-2019, saya belum kedatangan 2 pemain terbaik saya, yaitu, Ivan Kujevic dan Mohammed Ousmane. Setelah mereka datang, 2019-2020 dan 2021-2022, kekuatan Dortmund boleh dikatakan sudah menjadi yang terbaik. Lihat bagaimana luar biasanya mereka berdua.
Seperti yang sudah-sudah, dan akan selalu saya sampaikan. Ketahui Sumber Daya anda. Pertimbangkan dengan hati-hati dan putuskan secara logis. Taktik-Formasi ini bekerja di tim saya, karena, segala Sumber Daya di dalamnya mendukung. Apakah akan bekerja pada tim anda? Mungkin tidak, atau, bahkan, mungkin jauh lebih sempurna. Saya tidak tahu. Andalah manajernya, andalah bos dari taktik. Andalah decision-maker bagi tim anda. Selamat malam, Indonesia. Salam FM, guys.
Ryantank100,
Ngomong-ngomong soal tool, sepakbola dan taktik merupakan 2 hal yang tak bisa dipisahkan. Taktik merupakan tool utama dalam sepakbola. Dengan taktik tepat (formasi, pemain, dan tweak), kemenangan sudah semakin dekat dengan anda. Suka ngga suka, ini realita.
Terkait taktik, selama ini saya sudah mencoba membuka banyak diskusi soal FM. Soal manajemen, soal analisa, soal membangun tim dalam gambaran besar, tapi, tidak sekalipun saya pernah berdiskusi soal taktik secara detail. Kebetulan beberapa hari terakhir ada beberapa permintaan taktik. Dan, kemarin, saya terlibat dalam diskusi singkat soal taktik bang Dwiky FmLovers. 2 hal ini membuat saya ingin membagi taktik saya. Tapi, guys. Saya tidak akan (sekedar) mengupload taktik saya. Kenapa? Karena, yang lebih ingin saya bagi (DAN DISKUSIKAN), adalah, logika di balik semua pertimbangan dan putusan yang saya buat. Melalui cara ini, saya berharap akan banyak variasi yang lahir dari logika berpikir yang memiliki karakter tersendiri.
Oke, saya putuskan untuk bahas taktik dalam (salah 1) bentuk favorit saya, yang juga merupakan salah satu evolusi tercanggih sepakbola modern, 4-2-3-1.
Jadi, mari kite ke TeKaPe.
Kita langsung ke taktik 4-2-3-1 saya yang terdahulu. Taktik di mana saya berusaha menerapkan Gegenpressing nya Borussia Dortmund nya Jurgen Klopp ke dalam FM. Sehingga, semua instruksi berkiblat pada Gegenpressing. Tapi, untuk kesempatan ini saya tidak akan masuk ke dalam Gegenpressing itu sendiri, melainkan taktik dalam save Dortmund saya.
BENTUK
4-2-3-1
Ini jadi bentuk dasar yang saya pilih. langsung saja, kita masuk ke kerangka dasar. Rangkaian struktur yang menentukan bentuk. Kita masuk ke penentuan Mentality-Philosophy.
KERANGKA BERMAIN
Tulisan ini, sedikit banyak, ada hubungannya dengan tulisan saya yang terakhir, (BAGIAN SATU)_MEMBANGUN TIM secara UTUH. Anda bisa baca dari link yang saya shared di bagian lain, dari Fan Page Facebook. Tapi, tidak ada salahnya saya jelaskan ulang, toh tulisan yang sedang anda baca ini membahas taktik. Dan, saya harus bisa memberikan informasi sedetail mungkin kepada anda.
Dengan Mentality-Attacking, para pemain diarahkan untuk bermain menyerang, dengan agresifitas tinggi. Secara alami, team D-Line saya kategorikan High. Dalam kondisi seperti ini, bila bermain Pressing, tim anda akan diuntungkan, dikarenakan, ruang gerak musuh sangat terbatas (akibat tingginya D-Line). Individual-Mentality, Creative Freedom, Kecepatan Permainan, dan default Passing-Directness, saya pastikan berada dalam level ekstrem (bila kita asumsikan masih ada level ultra-extrem di atasnya).
Philosophy-Very Fluid mengkondisikan pemain berada dalam bentuk yang sangat "bebas". Setiap lini akan terlibat dalam semua (hampir semua) fase bermain, pertahanan-transisi-lini tengah-transisi-penyerangan. Konsekuensinya, atribut Mental, Teknik, dan Fisik dituntut berada dalam level "setara", maksudnya "setara", adalah, setiap pemain "harus" mampu bermain bertahan dan menyerang.
TEAM INSTRUCTION
Hal pertama yang perlu saya sampaikan, adalah, Team Instruction saya sangat fleksibel. Sangat mungkin berubah sesuai dengan perubahan pertandingan. Tapi, boleh dikatakan, apa yang saya tampilkan di atas, merupakan, instruksi yang menjadi tolak-ukur saya. Itu dasarnya, sehingga, perubahan-perubahan yang mungkin terjadi, berpatokan pada instruksi di atas.
Retain Possesion, saya ingin agar para pemain memperhitungkan dengan cermat, ketika tim dalam keadaan menguasai bola (in possesion). Saya berharap pemain memiliki barrier sebelum mereka terlalu terburu-buru dalam membangun serangan.
Shorter Passing, kombinasi dengan Retain Possesion akan memberikan tim anda kesempatan membangun serangan dengan resiko rendah. Juga, seperti yang anda semua paham, instruksi ini cocok untuk anda bisa kuasai penguasaan bola.
Pass into Space, Umpan yang dilakukan ke area di mana tim bisa mengeksploitasi ruang kosong. Dengan instruksi ini, anda akan temui lebih banyak umpan terobosan (killer balls). Dan, karena saya ingin bermain menyerang, saya yakin, instruksi ini sangat membantu saya dalam menciptakan ruang dan mengkreasi peluang, yang notabene merupakan aspek utama bila anda berbicara menyerang.
Play Out of Defense. Saya ingin menyerang. Dan saya ingin pemain saya menyadari, bahwa menyerang harus dilakukan dari titik di mana (pun) tim memulai penguasaan bola, temasuk lini belakang!! Dengan instruksi ini, pemain belakang tidak serta merta lakukan aksi yang menyia-nyiakan penguasaan bola. Lini pertahanan juga akan jadi bagian dari serangan. Bahkan, jadi salah satu inisiator.
Drill Cross, umpan silang yang sifatnya tidak melambung dan cenderung datar atau rendah, akan cocok bila striker anda merupakan tipe fast-creative. Drill Cross cocok bila anda ingin bermain dalam tempo cepat (Higher Speed). Apalagi, bila bek-bek yang anda hadapi merupakan bek bertubuh Bima Pandawa dengan kemampuan duel udara nomor 1, macam Varane, Ramos, Pique, anda akan kesulitan dalam pertarungan udara yang dipicu oleh (bila) anda instruksikan Float Cross. Inilah yang jadi pertimbangan saya kenapa saya menginstruksikan Drill Cross, ketimbang, Float Cross.
Push Higher-Up, saya ingin bermain pressing. Saya ingin pemain memenangkan bola dengan lakukan pressing dalam waktu sesingkat-singkatnya. Bila anda mampu mereduksi ruang gerak AI, saya jamin, pressing anda akan mencapai titik maksimal. Push Higher-Up menginstruksikan para pemain untuk berdiri jauh ke depan, di tengah garis lapangan, bahkan, terkadang, masuk ke dalam lapangan musuh. Pressing-Space Reduction = opponent mistake + regain possesion.
Roam From Position, dengan pemain yang memiliki Anticipation-Off the Ball bagus, instruksi ini akan maksimal diterapkan. Lepas dari atribut apa yang dibutuhkan, instruksi ini berpotensi memancing bek musuh untuk out of position.
Hassle Opponent, perintah untuk pemain melakukan pressing lebih banyak dan lebih cepat. Bila anda merupakan tim yang comparison pada aspek Workrate dan Teamwork serta Stamina menjadi nomor satu (1), maka instruksi ini sesungguhnya sudah menjadi jiwa para pemain. Anda hanya perlu mengaktifkannya. Saya putuskan untuk aktivasi instruksi ini, karena, Dortmund merupakan tim dengan Work Rate dan Teamwork terbaik.
Stay on Feet, kebalikannya dari Get Stuck In. Kenapa saya memilih instruksi ini? (1) saya ingin mengurangi resiko kartu kuning apalagi merah, karena, dengan perintah ini, pemain akan berpikir ulang untuk lakukan sliding-tackle keras dan cepat, (2) bila pemain anda berhati-hati dalam tackle (tidak lakukan sliding-tackle), itu merupakan hal yang tepat untuk menjaga bentuk permainan. Karena, bagaimana pun, saat sliding-tackle gagal, pemain butuh beberapa detik untuk kembali berdiri untuk kembali pada posisi “semula”. Yang mana, dalam momen-momen inilah, AI sangat mungkin sudah temukan celah dalam formasi anda. Perhatikan detail kecil seperti ini. Karena, hal ini penting dalam partai-partai penting yang sarat emosi, tekanan, dan gengsi.
Use Tight-Marking, untuk instruksi ini, perhatikan aspek Marking bek anda. Apa saja itu? Positioning, Balanced, Strength, Acceleration, dan Marking. Juga, seperti yang selalu saya katakan, Mental-Attribute untuk aspek bertahannya merupakan hal krusial. Anda bisa baca dalam tulisan saya yang berjudul Anticipation, Decision, Positioning, Composure, Concentration untuk Soliditas dan Organisasi Pertahanan.
Higher- tempo, sederhana saja, bila ingin menyerang sekaligus menghancurkan bentuk musuh, bermianlah dalam tempo cepat. Dengan bermain cepat, anda sangat mungkin membuat musuh anda dalam keadaan nervous.
ROLES-DUTY
PENJAGA GAWANG
* Bermain sesederhana mungkin, melalui umpan pendek ke pertahanan
* Bila anda memiliki Kiper dengan Goal-Kick ciamik dan striker yang punya Composure, Flair, serta duel udara nomor satu, Long Kick sangat logis untuk anda terapkan
* Serangan dibangun dari titik paling belakang, itulah kenapa saya instruksikan Defenders-Distribution
* Dalam pertandingan, saya sangat mungkin tweak peran GK menjadi SK, bila saya merasa musuh berpotensi eksploitasi gap antara 2 CM dan lini belakang
BEK KANAN
* kenapa saya pilih WB, karena , 2 sayap serang saya akan saya fungsikan sebagai penyerang ke-2 yang banyak lakukan Cut Inside, akibatnya, keberadaan pemain di ke-2 sisi lapangan “berkurang”. WB merupakan sebuah role yang bertugas menjaga sisi luar lapangan, dengan karakter bermain melebar untuk menjaga penguasaan sayap. Pada CWB, flanks-awareness nya tidak sebaik WB, sementara FB lebih memiliki karakter yang “aman untuk pertahanan” dibandingkan CWB dan WB bila melihat dari sisi attacking-awareness. Duty Attacking akan membuat coverage WB menjadi sangat luas dalam mengiris sisi sayap pertahanan musuh
* Distribusi sederhana melalui umpan-umpan pendek, saya tidak mau bek sayap terlalu gegabah dalam melepas umpan, terutama, saat berada di pertahanan sendiri.
* Dalam Kombinasi Attacking-Very Fluid, Creative Freedom, Closing Down, dan Player-Mentality berada pada level agresif, termasuk bek sayap. Untuk mereduksi agresifitas berlebih, saya instruksikan Close-Down Less dan Hold-Position
BEK KIRI
* Sama seperti pertimbangan saya kepada Bek Kanan
DUET BEK TENGAH
* Ke-2 Bek Tengah saya perlakukan sama
* Bila perlu, terutama, saat menjaga keunggulan skor, salah satu bek akan saya plot menjadi LD yang berkarakter mengamankan pertahanan dengan cara membuang boa sejauh mungkin.
* Dalam kondisi berbeda, salah satu Bek Tengah saya berikan duty Cover, sebagai usaha meredam ancaman striker musuh yang sering lolos dari garis pertahanan sejajar
GELANDANG TENGAH (BERTAHAN)
* Karena tugas utamanya, adalah, merebut bola dan bertarung (demi possesion), saya harus jaga dan aktifkan semua instruksi yang memerintahkan BWM saya bermain “seaman” mungkin
* Pada saat saya melihat BWM bermain “terlalu kotor”, saya segera tweak rolenya menjadi CM-D. Dengan pertimbangan, (1) default karakter CM-D “tidak sekotor” BWM (perhatikan Tackle Hard pada instruksi naturalnya), (2) CM-D memiliki Defensive-awareness yang bagus. Bahkan, untuk menjaga bentuk permainan, CM-D, lebih pas ketimbang BWM yang sangat agresif
GELANDANG TENGAH (KREATOR)
* Play-Maker pada sisi dalam, tugas utamanya mengalirkan bola. Saya berusaha menjaga instruksinya sesimpel mungkin, karena, saya percaya DLP saya (Marco Verratti) sudah punya kapabilitas lebih untuk mengemban tugas sebagai pengatur permainan tanpa banyak saya perlu atur
* Marco Verratti memiliki PPM yang saya butuhkan sebagai play-maker, seperti, killer balls, comes deep to get ball, dictate tempo, sampai try long range pass. Ditambah, Mental-Attributenya sudah lebih dari sekedar mumpuni. Artinya, saya tidak perlu banyak instruksi. Keep it logic
* Roam from Position saya aktifkan, supaya DLP punya inisiatif lebih untuk merusak bentuk permainan musuh
* Duty Support, agar si DLP tidak terlalu deep-positioned saat tim lakukan serangan
SAYAP SERANG
* IF-Attacking jadi pilihan, karena, saya ingin Sayap kanan saya menjadi salah satu sumber gol. Karena, kebetulan Mohammed Ousmane merupakan pemain dengan Technical-Attribute fantastis, saya harus manfaatkan itu dengan cara, memintanya untuk merusak bentuk dasar musuh (Roam From Position), memintanya untuk membuat musuh menjadi nervous dengan Dribble More, dan terakhir meminta Ousmane bergerak sedalam-sejauh mungkin di pertahanan musuh untuk ciptakan havoc sebanyak-banyaknya (untuk inilah Get Further Forward saya aktifkan)
* Dalam pertandingan, sering kali saya minta Ousmane untuk short pass, karena, sering kali Asisten Manajer saya mengatakan, Ousmane banyak missed dalam melepas umpan
SAYAP SERANG (KREATOR-RUNNER)
* Sedikit beda dengan Sayap Serang Kanan
* Mario Gotze yang menempati posisi ini memiliki kelebihan yang berbeda dengan Ousmane. Gotze lebih cermat dalam umpan (More Direct Pass) dan lebih punya kemampuan play-making. Anda tahu salah satu beda mendasar antara CR7 dengan Lionel Messi? Ke-duanya merupakan Inverted-Winger terbaik di era sepakbola modern. Simbolisasi utama evolusi sepakbola yang menghadirkan pergeseran peran pemain sayap. Mereka sama ngerinya, tapi, buat saya Lionel Messi lebih memiliki kepekaan seorang play-maker, sementara, Cr7 lebih memiliki kemampuan destroyer yang berpangkal bukan pada kemampuan play-making tapi pada aspek power dan fisik. Mario Gotze cenderung ke Messi, sementara, Ousmane merupakan cetak biru CR7 dalam save saya
* Shot dan Cross Less Often merupakan instruksi saya agar Gotze lebih banyak memainkan bola dalam upayanya mengkreasi permainan (play-making), sehingga, dengan Cut Inside sebagai karakter default, saya yakin Gotze akan banyak bergerak ke tengah mendekati jantung pertahanan musuh
GELANDANG SERANG TENGAH (CONNECTOR-RUNNER-CREATOR)
* Ivan Kujevic merupakan False 10 terbaik yang pernah saya temui. Instruksi ini yang mengakomodasinya. Anda bisa lihat tulisan saya Kombinasi False 9 dan False 10 sebagai Salah Satu Opsi Taktik Menyerang
* Move Into Channel memicu pemain untuk bergerak mencari ruang kosong. Anticipation dan Off the Ball + Creativity memegang peranan penting dalam hal ini* Untuk More Direct passing, saya sering kali tweak menjadi Shorter Passing bila diperlukan
PENYERANG
* Anda bisa lihat tulisan saya Kombinasi False 9 dan False 10 sebagai Salah Satu Opsi Taktik Menyerang. Inilah tugas utama penyerang Dortmund dalam save saya. Tampil sebagai False 9 dalam peran Deep Lying Forward, untuk membuka ruang bagi pemain di belakangnya. Roam from Position yang menjembatani konsep bermain seperti yang saya mau.
HAL-HAL PENTING untuk DIPERHATIKAN
* Bila anda cermati, individu instruction saya berusaha jaga sesederhana mungkin. Kenapa? Karena, buat saya pada saat anda menentukan Mentality-Philosophy, lalu, Team Instruction, anda sudah memberikan kerangka bentuk permainan yang sangat cukup bagi pemain. Individu Instruction hanya merupakan media untuk memicu fleksibilitas taktik dan bentuk, yang anda rasa akan memberikan keuntungan bagi tim, yang kebetulan dalam kerangka awal tidak anda dapatkan atau kurang maksimal pengaruhnya.
* Selalu pastikan dalam tiap formasi dan bentuk permainan, pilih pemain dengan kemampuan yang sesuai dengan taktik. Karena, seperti yang saya sampaikan dalam (BAGIAN SATU)_MEMBENTUK TIM secara UTUH, pemilihan taktik dan instruksi manajer berperan dalam kesuksesan sistem, tapi, ingat, manusialah (pemain) yang menjadi tulang punggung dan yang menjalankannya. Sehingga, pemilihan pemain, role, dan duty menjadi sangat krusial.
* Saye berani bermain agresif dalam filosofi Very Fluid karena saya punya SDM untuk itu. Perhatikan apa yang saya tampilkan di bawah. Mental-Attribute menjadi basis penting dan krusial dalam saya menentukan pemilihan pemain. Perhatikan, Very-Fluid memerlukan pemain dengan kemampuan teknis lengkap, iya. Very-Fluid memerlukan pemain yang mampu memaksimalkan Creativity-Freedom yang sangat tinggi dalam filosofi ini, iya. Sehingga, semua aspek dalam diri pemain (teknis, menntal, fisik), dituntut berada pada level top. Bagi saya, Mental-Attribute merupakan konstruktor inti yang membangun segala kehebatan pemain, serta, menjadi pembeda level performa yang ditampilkan.
Konfigurasi Mental Pemain
* Kecepatan menjadi sangat krusial dalam formasi dan taktik ini. Dengan High D-Line dan agresifitas permainan, pastikan (terutama) bek anda punya quickness untuk meredam potensi bahaya yang menunggu bila anda lengah. 4 dari 5 pemain yang paling sering tampil di pertahanan, memiliki akselerasi 16 (hanya 1 yang meiliki akselerasi 15). Sekedar tambahan (penguat), 3 dari 5 di antaranya memiliki Anticipation di atas 15, 2 yang lain memiliki skor 15.
PERBANDINGAN HASIL
Bundesliga 2018-2019, Dortmund gagal juara untuk pertama kali. Di musim ini, saya fokus habis-habisan di UCL. Terutama, saat memasuki babak 8 Besar, di mana saat saya harus memainkan partai UCL, saya cenderung “korbankan” partai Bundesliga H-3 maupun H+3.
UCL 2018-2019. Untuk pertama kali, sejak 2013, Dortmund berhasil juara. Mayoritas pertandingan saya mainkan menggunakan formasi 4-2-3-1, dengan set-up seperti dalam tulisan ini.
Perlu diingat, di musim 2018-2019, saya belum kedatangan 2 pemain terbaik saya, yaitu, Ivan Kujevic dan Mohammed Ousmane. Setelah mereka datang, 2019-2020 dan 2021-2022, kekuatan Dortmund boleh dikatakan sudah menjadi yang terbaik. Lihat bagaimana luar biasanya mereka berdua.
Seperti yang sudah-sudah, dan akan selalu saya sampaikan. Ketahui Sumber Daya anda. Pertimbangkan dengan hati-hati dan putuskan secara logis. Taktik-Formasi ini bekerja di tim saya, karena, segala Sumber Daya di dalamnya mendukung. Apakah akan bekerja pada tim anda? Mungkin tidak, atau, bahkan, mungkin jauh lebih sempurna. Saya tidak tahu. Andalah manajernya, andalah bos dari taktik. Andalah decision-maker bagi tim anda. Selamat malam, Indonesia. Salam FM, guys.
Ryantank100,
Bagaimana cara mengatur General Training, Scheduling, dan Match Preparation? saya kebingungan sendiri karena taktik yang saya gunakan lama sekali mencapai familiarity, dan juga Dortmund saya bermain jelek sekali di away dan sangat mudah kebobolan
ReplyDeletemohon sarannya.
Familiarity bukan perpaduan antara pemain, melainkan strategi tersebut sudah familiar dengan tim2 lawan...
Deletepada saat Familiarity mencapai Fluid , Asst Manager akan memberi saran agar mempersiapkan strategi alternatif pada saat menemui kesulitan dalam bermain..
Jika menggunakan klub besar sperti Barca, Madrid, MU dll..gak terlalu brasaa strategi yang kita pake udah terbaca lawan, karena udah terbantu dengan kualitas pemain dalam skuad...dan mereka udah di latih ma coach yang word class
tapi coba pake tim kecil, 3 pertandingan berturut2 menggunakan strategi yang sama...seterus ny akan kesulitan, karena cara main udah terbaca dan kemampuan individu pemain rata2 rendah, mereka akan mudah nervous selanjut nya frustasi dlm bermain...yang mereka butuhkan bagaimana dengan kemampuan mereka yang minim tapi mereka bisa bermain secara leluasa...cara ny yaitu rotasi formasi
Tapi rotasi gak asal rotasi,, strategi berubah, lawan pun bingung tapi pemain kita jg ikut bingung hahaha..jadi kita emang harus tau team intruksi yang cocok untuk salah satu formasi beserta intruksi individual pemain...yang tau ya kita sendiri yang memiliki komposisi pemain...
kalau itu mesti liat artikel ini, https://ryantank100.wordpress.com/2014/08/01/pra-musim-training-dan-friendly-untuk-mendapatkan-keuntungan-teknis-sekaligus-komersil/
ReplyDeletekenapa fm 14 punyaku tak ada cross less often
ReplyDeletesaya sangat setuju dengan gaya menyerang anda gan,, tpi klo saya liat dari 2 defender, menurut saya kurang mampu memarking striker yg punya posisitioning,strenght, compose, finishing yg tinggi,, menurut saya gmna klo 1 cover n 1 stoper?
ReplyDeleteMantab bener dah.. lebih asyik mana gan formasi dengan 4-4-2?
ReplyDeleteWah... pengan mainin taktiknya barca. :)
ReplyDeletehihhihi...
Kalau aku sih masih suka taktiknya barcelona, mainnya cantik banget. :D
ReplyDeleteTrik barca itu wow banget... apa lagi kalau yang main hebat. :D
ReplyDeletePermainan barca baik di game atau nyata memang sangat luar biasa. :D
ReplyDeleteAnalisa yg lumayan bang. Tapi, fluidity yg sangat lepas untuk tim kecil rasanya gak cocok untuk penerapan gegenpressing. Kunci gegenpressing salah satunya tdk menahan bola terlalu lama. Possession football tdk diperlukan. Bahkan Klopp sendiri jg tidak memainkan possesion football. Tetapi, sebaliknya gegenpressing menuntut pemain2 untuk nyerang terus selama 90 menit. Caranya, terus mengalirkan bola ke depan. Kalau bola hilang, pemain wajib dengan cepat mencuri (pressing). Artinya, dengan tingkat very fluid, skemanya tdk jalan. Sebaliknya, harus diterapkan very rigid. Instruksi passing jg sebaiknya get route one. Ini untuk melancarkan serangan balik cepat. Tapi, dlm player instruction, pada beberapa pemain sy tekankan wajib short passes. Jd, meskipun sy menerapkan passing jauh, pada kenyataan di lapangan, sy tetap bisa menguasai permainan, dengan catatan rata2 shooting per match 20 ke atas dan penguasaan bola di sekitar 55%. Saya pake tim Middlesbrough, 1 musim di Championship, promosi ke Premier Division. Di PD, sy bisa menstabilkan tim sy di peringkat 8 ketimbang prediksi pundits kalo sy akan degradasi. Pemain kunci sy ada di Ruben Rochina, Batth, Butterfield, Spearing dan Harry Kane/Sterling (Loan). Khusus melawan tim besar (Chelsea, City, MU, Arsenal, Spurs, Liverpool), terus terang sy gak bisa pakai gegenpressing spt yg saya sebut. Taktik paling pas cuma 442. Total bertahan. Hasilnya lumayan, kalah sekali.
ReplyDeletePost a Comment