Pembukaan
Tulisan ini tampaknya akan menjadi tulisan saya yang terpanjang untuk Football Manager 2014. Tulisan ini akan menjangkau semua hal dalam tim. Mulai hal yang bersifat umum sampai manajemen mikro yang mendetail. Semoga saya mampu menyampaikannya secara gamblang dan sepadat mungkin. Tujuan utama tulisan ini, adalah, saya ingin punya catatan terhadap perjalanan saya dalam menangani 1860 Munich. Yang ke-dua, saya ingin bagi (dan diskusikan) apa saja hal-hal yang saya temui dan apa saja perubahan yang saya lakukan.
Ini merupakan catatan petualangan 1860 Munich yang berjuang dari divisi 2 Liga Jerman. Lewat tulisan ini, perjalanan 1860 Munich akan saya sampaikan apa adanya. Saya bayangkan, tulisan ini akan terdiri dari beberapa seri (ntah berapa jumlahnya saya belum bisa tentukan). Seberapa panjang tulisan bergantung pada berapa lama saya memainkan save ini. Juga berapa banyak momen menarik yang saya pikir pantas untuk disampaikan.
Alasan utama saya memilih 1860 Munich, adalah, rivalitas mereka dengan Bayern. Saya ingin rivalitas tersebut kembali pada kasta tertinggi, bukan hanya di level domestik tapi juga di level internasional. Saya yakin sekali, ini akan jadi sebuah tantangan dan petualangan menarik.
Sebelum New Game, untuk mendapatkan
database yang besar, saya aktifkan 8 Liga. 6 Liga Eropa (Bulgaria,
England, France, Germany, Italy, dan Spain), ditambah Liga China dan
Liga Brazil.
Tujuan utama saya mengaktifkan Liga Bulgaria, adalah, saya ingin dapatkan waktu persiapan (Pre-Season) lebih panjang. Karena, bila saya mulai dari Liga Jerman, tanggal pertandingan dimulai pada tanggal 20 Juni 2013. Jumlah friendly yang mungkin saya lakukan, paling banyak 6 partai. Dengan memilih Liga Bulgaria sebagai starting league (dan starting date), game time dimulai dari 4 Juni 2013. Hasilnya, saya bisa dapatkan 8-9 partai sebelum partai pertama Liga Jerman Divisi Dua dimulai.
Tujuan utama saya mengaktifkan Liga Bulgaria, adalah, saya ingin dapatkan waktu persiapan (Pre-Season) lebih panjang. Karena, bila saya mulai dari Liga Jerman, tanggal pertandingan dimulai pada tanggal 20 Juni 2013. Jumlah friendly yang mungkin saya lakukan, paling banyak 6 partai. Dengan memilih Liga Bulgaria sebagai starting league (dan starting date), game time dimulai dari 4 Juni 2013. Hasilnya, saya bisa dapatkan 8-9 partai sebelum partai pertama Liga Jerman Divisi Dua dimulai.
- Saya set budget transfer 0, saya putuskan tidak lakukan 1 pun transfer pemain dalam musim pertama. Artinya, sepanjang 2013-2014, saya tidak akan beli 1 pun pemain baru.
- In Game Editor Disabled. Saya tidak mengerti maksudnya In Game Editor, tapi, saya rasa, kalau ini tidak diaktifkan saya tidak akan bisa pakai FMRTE.
- Player attribute masking disabled.
Hari Pertama
Karena Board tidak menetapkan 1 pun filosofi khusus untuk saya capai, saya putuskan biarkan hal tersebut. Buat saya lebih menguntungkan, karena, membuat beban saya berkurang. Dengan adanya filosofi khusus yang ditargetkan, biasanya saya selalu berusaha memenuhi target filosofi yang disepakati. Untuk kesempatan ini, saya memilih tidak.
Kepada Assistant Manager, saya meminta laporan/meeting dengan Coach per 1 kali dalam 2 minggu (nanti saya adjust menjadi 1 kali per minggu). Saya juga meminta untuk tidak lakukan Intra Squad Friendly.
Win Promotion merupakan ekspektasi yang saya pilih di akhir musim 2013-2014. Sebenarnya, secara pribadi, saya targetkan untuk promosi ke Bundesliga divisi utama, di akhir musim ke-dua (2014-2015). Kita lihat saja di akhir musim pertama nanti bagaimana hasilnya.
Oleh pihak luar, wartawan dan bandar taruhan, 1860 Munich berada pada posisi antara 4-5 sebagai kandidat juara Liga Jerman Divisi Dua. Feeling saya, dengan fakta dari wartawan dan bandar taruhan ini, 1860 Munich bisa mencapai minimal peringkat 4 atau 3.
Sekedar info tambahan, bila berada di peringkat 3, secara otomatis tim Divisi 2 akan dapat jatah 2 partai (Home-Away) play-off untuk bertarung dengan peringkat 16 Bundesliga Divisi Utama, memperebutkan satu tempat di Divisi Utama.
Team Report
Ini merupakan bagian yang penting. Bahkan, sangat penting, terutama, karena, 1860 Munich bukan merupakan tim besar dengan Reputation dan pemain-pemain hebat. Saya harus beri perhatian lebih pada Team Report, terutama pada musim pertama, yang mana saya masih sangat buta kekuatan tim.
Team Report memberikan gambaran umum bagi manajer yang ingin mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan timnya. Dengan mengetahui hal ini, anda bisa mendapatkan pertimbangan awal terkait taktik, formasi, dan instruksi. Beberapa hal jadi perhatian utama saya.
1.Aggression merupakan attribute terbaik. Banyak interpretasi terhadap Attribute ini, tapi yang terpenting dipahami, Attribute tidak selalu sejalan dengan “kotornya” seorang pemain bermain di lapangan. Dengan Aggression tinggi dan Bravery tinggi, anda akan punya pemain bertipe Carles Puyol, yang “berani mati”. Tapi, tidak berarti Aggression yang tinggi menjadi penyebab utama pemain anda mudah mendapatkan kartu kuning atau merah.
2. Stregth Attribute merupakan Attribute dengan average skor terburuk. Lemahnya Strength bisa menjadi salah satu kontributor jeleknya Man Marking.
3. Untuk posisi GK, secara comparison, posisi ini berada pada level menengah ke atas.
4. Pada Defense :
- Average skor untuk Quickness merupakan yang paling mengkhawatirkan.
- Tackling berada pada posisi ke-empat peringkat komparasi. Saya harus berusaha mencari taktik dan tweak yang tepat untuk bermain cepat (Higher Tempo) sekaligus High Defensive Block. Dua instruksi ini sangat berpotensi merugikan tim bila rata-rata skor quickness tim kurang bagus. Dengan High D-Line, akan sangat banyak ruang tercipta antara Kiper dan Bek terakhir, yang bisa dieksploitasi lawan. Pemain yang bertugas mengamankan lini belakang, dengan Quickness dan Anticipation bagus bisa mereduksi ancaman ini.
5. Pada Midfielder, Stamina menjadi Attribute terbaik (1st). Tackling jadi Attribute terburuk.
6. Pada Attacking, Acceleration berada pada peringkat ke-tiga. Yang paling buruk, adalah, Attribute terkait Aerial duel (Jumping dan Header). Karenanya, saya akan hindari Float Cross yang dapat memicu Striker saya melakukan Aerial Duel.
Penerapan Attacking-Mentality dan Retain Possesion, sebagai salah satu Team Instruction (TI) harus dipertimbangkan secara hati-hati. Karena, secara umum kecerdasan (Anticipation, Decision, Creativity), Quickness (Acceleration dan Pace), dan kualitas teknik 1860 Munich, cenderung menengah ke bawah. Berbahaya memainkan taktik ini.
Tapi, bukan berarti saya akan hindari sepanjang musim. Hanya saya perlu lihat dan pastikan waktu paling tepat dalam menerapkannya. Secara umum saya katakan tidak.
Team Meeting
Pada saat melakukan meeting dengan pemain pertama kali, ini yang saya lakukan. Semoga anda mendapatkan ide baru dengan melihat cara interaksi ini.
1. Saya mulai dari Cautious. Karena, Reputasi saya Automatic. Saya bukanlah pelatih bernama besar, karenanya, saya memilih berhati-hati dalam berkata-kata saat pertama kali bertemu anak buah. Saya perkenalkan diri dengan cara Cautious.
2. Saat mengatakan target musim ini, saya sampaikan dengan Calm. Saya katakan, target tim adalah Top Half. Catat baik-baik, saat saya katakan ini, para pemain secara otomatis akan alami kemerosotan moral sampai level Very Poor bahkan Abysmal. Mereka akan bertanya balik, kenapa hanya Top Middle padahal tim ini punya kapasitas promosi.
3. Anda harus akui anda salah, dengan cara Assertive. Saya katakan ulang, target tim, adalah, promosi!! (seperti target yang dicanangkan klub). Hasilnya, morale menanjak ke level very Good dan Superb.
4. Saya tutup perkenalan dengan kalimat “That’s what I want to see.” Dengan Passionate.
Training
Saya lakukan pemecatan 1 Coach, juga Asisten Pelatih, Director of Football, dan Head of Youth Department. Total ada 4 non playing staff yang saya ganti.
- DoF saya sebelumnya, Hinterberger, saya gantikan dengan
Bodo Ilgner (kiper inti timnas Jerman Barat saat juara Piala Dunia 1990
di Itali).
- Schellenberg, HoYD sebelumnya, saya gantikan dengan Piekarski, yang lebih memiliki Working with Youngster dan JPA lebih baik.
Singkatnya, konfigurasi Coaching Staff 1860 Munich, seperti ini :
Attacking Coaching masih merupakan aspek yang belum memuaskan saya. Minimum target saya adalah 3 bintang. Ke depannya hal ini harus diperbaiki.
Sedikit tip untuk anda, saya biasa membiarkan DoF dan HoYD Finds and Makes Offer for Players. Tapi, finalisasinya saya yang putuskan.
Harus diperhatikan, dalam beberapa kasus khusus (di mana saya harus ikut langsung sejak nego kontrak), saya akan ambil alih tanggung jawab tersebut dari DoF. Apa saja kasus khusus yg saya maksud, salah satunya bisa anda lihat di post Rizki Dwi Senoaji, tanggal 21 Juni 2014, di FP Kaskus FM yang membahas trik transfer dan negosiasi kontrak.
Pemain (Team Depth Chart)
Dari Team Depth Chart, saya bisa dapatkan Pra-Penilaian terhadap mana saja pemain terbaik pada posisi tertentu. Terus terang validitas penilaian ini (berdasarkan interpretasi Assistant Manager saya), patutu dipertanyakan, karena JCA hanya 13 dan Tactical Knowledge-nya 5. Tapi, setelah saya teliti lagi sendiri, berdasarkan Visible Attribute para pemain, saya setuju dengan penilaiannya di sebagian besar posisi, kecuali pada :
- Bek Kiri di mana saya akan plot Moritz Volz sebagai pemain utama di sana, bukan Grzegorz Wojtkowiak, seperti saran Assistant Manager.
- Penilaian Andre Trulsen pada kapabilitas Daniel Bierofka pada posisi MC saya juga kurang setuju. Trulsen menganggap Bierofka merupakan pemain terbaik ke-3. Bagi saya, Bierofka merupakan pemain terbaik di MC, atau, paling tidakm terbaik ke-dua. Bierofka akan saya jadikan Kapten utama tim sekaligus pilihan pertama di MC.
- Di depan (Striker), saya akan berikan kesempatan starting 11 kepada Lauth lebih banyak ketimbang Osako (Jepang). Kenapa? Karena, ini musim pertama Osako. Saya yakin, dia butuh waktu lebih untuk beradaptasi dengan budaya baru Jerman.
- Dari analisa pada Team Depth Chart, saya dapatkan gambaran formasi yang cocok bagi tim adalah, 4-3DM-2W-1 atau 4-1DM-2CM-2W-1 atau 4-1DM-4-1. Coaching Staff memberikan saran yang berbeda, mereka yakinkan saya, bahwa 4-5-1 Flat dan 4-1-2-1-2 Narrow merupakan yang paling kompatibel. Dalam hemat saya, formasi 4-1-2-1-2 sangat tidak masuk akal diterapkan untuk tim. Karena, tim ini punya 3 pemain sayap serang yang bisa diandalkan (termasuk Stoppelkamp yang merupakan bintang tim). Di sisi lain, Striker murni yang saya andalkan hanya 2, Osako dan lauth (yang mana salah satunya, yaitu, Osako masih dalam tahap adaptasi). Ini jadi sebab kenapa saya memilih formasi Striker Tunggal sebagai formasi awal.
Catatan khusus :
Ada hal lain ingin saya tunjukan pada anda. Perhatikan PPM Kapten 1860 Munich, Daniel Bierofka. Beberapa pertimbangan saya soal bagaimana memperlakukannya, bisa jadi refrensi bagi anda bagaimana memperlakukan pemain anda.
Saya
memilih Daniel Bierofka sebagai Kapten menggantikan Vallori sebagai
Kapten utama dan Gabor Kiraly sebagai Wakil Kapten, dengan beberapa
pertimbangan :
- Favoured Club Bierofka adalah 1860 Munich.
- Personality Bierofka Professional.
- Determination 17, Team Work dan Workrate sangat bagus, > 15.
- Reputation Continental, usianya 34 tahun, dan sudah bermain di TSV selama 6 musim. Jadi, walaupun Leadership Attrribute biasa saja (12), saya yakin Bierofka akan dihormati para pemain.
Apa
buktinya? Sebelum penunjukan Kapten saya lakukan, saya sampaikan kepada
Vallori sebagai existing Captain, bahwa, posisinya akan digantikan
Bierofka. Vallori setuju.
Dan, setelah penunjukan semua pemain bereaksi positif.
Uji coba (Musim Pertama 2013-2014)
Untuk menaikan Morale Level, Cohesion Level, Fitness Level, Match Condition, dan Tactical Familiarity, saya lakukan beberapa uji coba, dengan beberapa prinsip :
- Saya memilih lawan dengan Reputasi lebih kecil atau jauh lebih kecil, untuk uji coba. Ini untuk menghindari Morale Level tim semakin menurun bila seri atau kalah dalam Uji Coba.
- Memainkan semua (3) formasi dalam Uji Coba, setiap formasi saya tampilkan sebanyak (minimal) 2 partai, supaya pemain lebih dekat dan sayang dengan si formasi. Tak kenal maka tak sayang, ya. Konfigurasinya, secara berurutan, 2-2-2-1-1 (2 uji coba formasi I) - (2 uji coba formasi II) - (2 uji coba formasi III) - (1 uji coba formasi I) - (1 uji coba formasi II).
- Membagi tim ke dalam dua (2) grup besar, yaitu, tim utama dan tim ke-dua. Saya mainkan bergantian, yang mana tiap grup saya mainkan penuh dalm 1 partai yang sama.
- Tidak ada pergantian pemain selama pertandingan Uji Coba.
Uji Coba Pertama vs Ismaning
- Saya gunakan formasi 3-2-3-2 Assymetric non striker. Gabor Kiraly dan Daniel Bierofka cedera. Saya memainkan kiper ke-dua.
- Beberapa kelemahan formasi ini sudah tampak setelah kick off. Kebetulan, saya tidak berikan satu pun Individual Instruction pada pemain saya. Tujuan saya sederhana, karena saya tidak kenal mereka sama sekali, saya ingin melihat bagaimana pemain saya bermain. Hasilnya? Bek kiri tim bermain sangat roaming-narrow hingga ke tengah, jelas ini tidak bagus buat bentuk tim secara umum. Di bagian depan, para pemain sering telat mengisi ruang di lini depan.
- dari sisi statistik, saya temukan long shot terlalu banyak. Terjadi 3 tembakan jarak jauh (yang tidak perlu), padahal pertandingan baru memasuki menit 11. Untuk meminimalisasi hal ini, saya coba tweak Treq dan CM-A, serta Daniel Adlung ML. Kenapa?
1) Treq dan CM-A merupakan posisi pemain dengan positioning paling advanced dalam partai ini. Sementara, Adlung melakukan sebuah long shot yang menurut feeling saya sangat tidak perlu, dan ini sangat mungkin akan diulang berkali-kali oleh Adlung.
2) Trequartista saya perintahkan more dribble dan get further forward, dengan harapan Treq lebih banyak bergerak ke depan untuk mengisi posisi di depan. Saya juga perintahkan short pass, agar bola tidak terlalu cepat bergulir ke depan.
3) CM-A saya instruksikan short pass dan shot less, karena, role-duty ini dalam kerangka fluidity Fluid, memiliki creative freedom tinggi dengan kecenderungan long shot tinggi. Saya harus minimalisasi kemungkinan Long Shot yang mungkin banyak dilakukannya.
Juga saya aktifkan instruksikan Work Into Box pada Team Instruction (TI).
Hasilnya tidak terlalu memuaskan, tapi, sedikit mengurangi jumlah tembakan jarak jauh yang tidak perlu. Tampaknya, formasi tanpa striker dan sering telatnya para pemain mengisi posisi lowong di depan, memicu banyaknya tembakan jarak jauh. Apa lagi, Decision Attribute pemain 1860 Munich, secara umum, termasuk jelek.
- Tidak ada pergantian pemain.
Partai ke-Empat Melawan Eching
- Saya turunkan 11 pemain lapis ke-2, beberapa masih berusia di bawah 20. Saya juga putuskan bermain dengan formasi berbeda, 4-1-4-1 (seperti Uji Coba ke-tiga).
- Seperti yang saya duga sebelumnya, para pemain muda lakukan mistake yang tidak perlu (terlalu terburu-buru ambil putusan). Vollman, sayap kanan berusia 19 tahun, lakukan beberapa missed pass. Jonathan Weigl, CM 18 tahun, juga lakukan hal sama. Hanya saja, karena ini merupakan Uji Coba, saya tidak tarik keluar pemain-pemain tersebut.
- Dalam pertandingan ini, Osako, striker Jepang berusia 22 tahun, lakukan Hattrick.
- Saya tidak lakukan pergantian pemain sama sekali.
Partai ke-Tujuh Melawan Ulm
- Formasi 3-2-3-2 Assymetric Non Striker
- Ketika saya analisa Pass Analysis Tab, saya temui CBR banyak lakukan missed Long Pass dengan jarak umpan yang sangat jauh untuk ukuran Instruksi yang saya berikan. 44 Missed Pass dari total 55 Passing.
Ternyata, setelah saya lihat lebih detail. Semua missed Long Pass merupakan defense clearance. Bukan umpan yang direncanakan Saya pikir ini bukan masalah besar. Walaupun saya yakin dengan kaliber pemain yang jauh lebih baik, saya bisa kurangi jumlah clearance yang buruk. Poinnya, saat anda lihat banyak umpan jauh (yang anda ingin hindari), pastikan dulu kapan momen umpan dilakukan. Ini penting. Jangan buru-buru tweak sebelum anda pahami situasinya.
- Pemain lain yang jadi perhatian saya, adalah, Tomasov, sayap kanan tim, yang berasal dari Kroasia. Ia banyak lakukan umpan salah. Baik umpan pendek maupun menengah.
- Yang paling mengkhawatirkan saya di partai lawan Ulm, adalah, jumlah Shot on Target. Hanya 5 dari 20 Shot on Target. Di antara 20 Shot, terdapat 5 Long Shot yang mana 5 Long Shot tersebut, semua merupakan Long Shot tidak perlu. Semua dilakukan terburu-buru.
Satu hal ingin saya sampaikan kepada anda. Terkait Assitant Manager’s Feed Back. Anda sering baca Asisten anda menyarankan untuk memperbaiki set piece melalui latihan khusus? Saya tidak pernah turuti itu. Kenapa? Lihat SS di bawah.
Tidak sekalipun saya berlatih khusus agar Attacking atau Defending Set Piece untuk memperbaiki utilisasi set piece. Tapi, anda lihat apa kata Asisten saya. Ini terjadi juga pada Asisten saya di klub dengan Reputation lebih baik. Ignore it, guys.
Setelah Fase Uji Coba
- Fitness level dan Match Condition juga mencapai taraf yang ideal. Inilah kenapa, saya selalu tidak lakukan pergantian pemain dalam Uji Coba. Dan, dalam setiap Uji Coba saya selalu mainkan 11 pemain berbeda antara 2 partai terdekat. Tujuan utamanya, mencapai target Fitness dan Match Condition secepat mungkin.
- Dari sisi Tactic Familiarity, tim ini masih sangat jauh dari familiarity 100 %. Saya tebak bisa butuh waktu sampai November bahkan Desember untuk mulai masuk tahap Fluid. Variabel Familiarity ini saya yakin menjadi salah satu penyumbang Long Shot tim begitu banyak saat Uji Coba Pra Musim. Seiring Tactic Familiarity semakin baik, semua fakta negatif selama Uji Coba saya yakin akan tereduksi dengan sendirinya. Kuncinya, anda harus sabar dan evaluasi terus-menerus.
- Catatan tambahan terkait PPM.
Ini merupakan Information Daniel Bierofka. Perhatikan PPM Bierofka. Lalu, perhatikan Attribute yang saya sampaikan pada halaman 8.
Shots From Distance merupakan PPM yang sangat bisa merusak bentuk dan rencana permainan. Bierofka memiliki Creativity 10, Decision 7, Long Shot 13, Technique 12. Ini “bencana” buat saya.
Tapi, bukan berarti kiamat. Saat saya biarkan Bierofka pada posisi di mana ia berperan sebagai gelandang dengan Mentality menyerang yang tinggi (AP-A atau CM-A, termasuk BBM), Long Shot yang dilakukannya sangat banyak. Sering kali dilakukan tidak pada tempatnya.
Apa penyebab utamanya? Decision dan PPM pegang peranan utama. Ditambah lagi Creativity rendah. Padahal Creativity merupakan kemampuan untuk melihat peluang (Vision). Semua peluang. Apakah peluang umpan, peluang dribble, peluang tembakan, dan lain-lain. Rendahnya Creativity terhadap PPM Long Shots menyebabkan Bierofka tidak melihat kemungkinan lain yang lebih baik. Ditambah Decision yang buruk, sehingga, menyebabkan keputusannya prematur.
Walau pun beberapa kali saya takjub melihat tembakannya masuk dari titik yang saya tidak duga. Tapi, sayangnya, rasa takjub saya hanyalah bagian minor dibandingkan “kejengkelan” saya pada Kapten pilihan saya ini.
Knock the Ball Past Opponent. Lihat Attribute Bierofka untuk Dribble, Technique, Quickness, Balanced, dan Anticipation + Decision. Sangat tidak mendukung PPM ini. Begitu pula Dwell On the Ball. Creativity, Technique, Decision, Strength, tidak mendukung.
So, kalau ini “bencana”, bagaimana saya menyikapinya? Setelah melihat apa yg terjadi bila Bierofka diplot sebagai gelandang penyerang, saya putuskan meletakan Bierofka pada Role-Duty yang lebih moderat bahkan bertahan, seperti CM-D/S, BBM atau DLP-D. Dengan instruksi Shot Less Often, Dribble Less Often, dan kadang-kadang Direct Pass, bila saya lihat Bierofka terlalu lama bercinta dengan bola. Hold Position juga saya aktifkan, sebagai usaha mereduksi niatnya melakukan Dribble dan Get Forward.
Liga Jerman Divisi Dua Dimulai
Menjelang dan sesudah Match Day 1. Ada 8-9 pemain unhappy dengan Training Schedule. Sehingga, saya putuskan masuk ke dalam set up training untuk lakukan adjustment.
Semua pemain mengeluh bahwa intensitas latihan terlalu ringan. Ini memang jadi resiko set up yang saya lakukan (lebih jelasnya anda bisa lihat artikel saya Pra Musim : Meraih keuntungan Teknis Maupun Komersil). Dalam set up tersebut, selama Pra Musim :
- Saya tidak lakukan Individual Training.
- Scheduling selalu 50% berfokus pada Match Preparation.
Setting
ini, membuat intensitas latihan menjadi sangat rendah. Dan, saya
sengaja biarkan set up seperti ini sampai menjelang musim dimulai,
biasanya H-2 atau H-1.
Untuk merespon keluhan pemain, saya segera set-up Schedule menjadi, 30% on Match preparation. Individual training untuk tiap pemain saya set ke Light atau Medium. Yang penting, Intensity yang diterima pemain tidak lebih dari Medium.
Match day 2
Pertandingan menghadapi Ingolstadt Away.
- Ini formasi dan taktik awal pertandingan. Karena ini merupakan partai Away, juga Tactic Familiarity masih sangat rendah, saya memilih bermain aman.
- Baru 9 menit, saya sudah kebobolan. Salah umpan jadi pemandangan jamak. Anda bisa bayangkan bagaimana frustasinya anda, saat anda tonton dalam Full Match, tim anda bermain “nggak banget”, di bawah tekanan penonton tuan rumah, dan kebobolan terlebih dahulu pula.
- Ingin banget banting laptop hehehahaha. Ah, lebih baik lakukan perubahan, daripada banting laptop (walaupun laptop hadiah) :-D
- AP-A saya switched ke CM-A (Stahl) dan DLP-D saya switched ke CM-D (Stark). Tujuan saya, adalah, AP-A merupakan Role yang kurang agresif, saya perlu yang lebih agresif, sehingga, saya berikan Role CM-A padanya. Sementara DLP-D saya switched ke CM-D untuk lebih berkonsentrasi menjadi holding midfielder, untuk covering bila si CM-A naik ke atas.
- 2 Sayap serang yang semula DW-S, saya switched ke IF. Untuk Sayap Kanan (Stoppelkamp) saya berikan Role-Duty IF-A, dan, IF-S untuk Sayap Kiri (Adlung). Intinya, saya mau lebih menyerang.
- Saya juga lakukan perubahan pada TI. Higher Tempo saya default. Karena, saya lihat terlalu banyak Missed-Passing, saya harus reduksi. Dengan harapan, semoga saya beruntung, pemain-pemain saya mampu melakukan yang terbaik. Satu lagi, saya instruksikan para pemain untuk Exploit Middle, karena, Artificial Intelligence (AI) menggunakan formasi 4-2DM-3AM-1, yang saya lihat banyak gap antara 2 DM dan 3 AM.
- Hasilnya, gol pertama dari Corner oleh Central Defender, Varolli. Tapi, prosesnya merupakan akibat dari tembakan Stoppelkamp dari dalam kotak 16, hasil umpan terobosan Stahl yang lakukan Come From Behind.
- Gol ke-dua lahir dari Stoppelkamp, lagi-lagi Stahl yang berikan umpan.
- Gol ke-tiga diawali dari pergerakan di sisi kanan. Bola diterima Lauth, diberikan pada Stark, lalu diteruskan ke Stoppelkamp yang berdiri Narrow, untuk kemudian oleh Stoppelkamo diteruskan kepada Stahl yang lakukan Run From Deep (RFD) dan lepaskan tembakan 16 Yard.
- Hasil akhir 1860 Munich menang 1-3, Dominique Stahl jadi MoM.
Saya pikir, untuk Bagian Satu, saya cukupkan dulu. Saya berharap, tujuan saya untuk menunjukan bagaimana mengambil sikap pada masa-masa awal (musim pertama) ketika seorang manajer mulai menjalani karir di klub baru, bisa tersampaikan.
Pada Bagian Dua tulisan, entah kapan bisa saya selesaikan dan rilis, saya akan mencoba untuk bercerita dan berbagi perjalanan 1860 Munich dalam menjalani putaran pertama German Second Division.
Selamat malam. #SalamFM#. Ryantank100..
Post a Comment