Yang Saya Lakukan Sebelum, Selama, dan Sesudah Pertandingan (FC Bayern 2-2 Dortmund Bundesliga 2021/2022)


           Berikut saya coba membagi pendekatan saya dalam sebuah pertandingan. Baik sebelum,  bagaimana beradaptasi serta bereaksi selama, dan sesudah pertandingan. Apa dan bagaimana saya menginterpretasikan dan memanfaatkan data-data yang disediakan oleh Sport Interactive, sebagai bagian dari pertimbangan dan keputusan saya, akan anda lihat dalam tulisan kali ini.
Peringatan keras : tulisan ini hanya merupakan usaha saya berbagi pengalaman, bukan sebagai sebuah panduan absolut. Bukan sebagai hal paling tepat untuk diterapkan dalam semua situasi. Sekali lagi, BUKAN.

Mari kita mulai, kawan. Dortmund akan memainkan partai ke-23 Bundesliga, pada 19 Februari 2022. Di mana 3 hari sebelumnya, 16 Februari 2022, saya memainkan partai Bundesliga menghadapi Kaiserslautern. Di partai inilah, saya memulai persiapan pertandingan menghadapi FC Bayern 3 hari ke depan. Anda mungkin bertanya-tanya, apa yang saya maksud dengan memulai persiapan menghadapi Bayern pada hari di mana saya juga harus menghadapi pertandingan melawan tim lain (Kaiserslautern). Terkadang, persiapan sebelum pertandingan tidak melulu dilakukan 1-2 hari sebelum pertandingan terkait dimulai. Ada berbagai opsi. Anda bisa melakukan analisa setelah anda menerima opposite report, 1-2 hari menjelang pertandingan. Atau, anda bisa memulai persiapan (seperti yang saya lakukan sekarang), di partai lain, sebelum hari H pertandingan “sebenarnya” anda hadapi.

  1. PERSIAPAN TAHAP I, PERENCANAAN dan KENYATAAN BERJALAN SEMPURNA
Dari sisi reputasi tim, reputasi pemain, posisi klub di liga domestik, prestasi tim sejak 2013, Dortmund berada 2-3 level di atas Kaiserslautern. Dari faktor2 ini, saya yakin bisa memenangkan pertandingan Kaiserslautern tanpa harus memainkan tim utama seutuhnya. So, saya memutuskan line-up seperti ini :
Saya memutuskan memainkan 6 pemain “pilihan ke-2”, sebagai bagian dari rotasi, demi mencapai kondisi paling fit demi menghadapi Bayern, 3 hari kemudian. Saya juga merencanakan untuk menarik keluar Ivan Kujevic, Eder Balanta, plus satu di antara Verratti/Reith, antara menit ke-60 s/d 70 (sambil berharap, semoga segalanya lancar).
Dan, ME mengabulkan harapan saya kali ini. Sampai menit ke-27, Kujevic dan Balanta + 1 own goal, membawa Dortmund unggul 0-3. So, menit ke-61, sesuai perencanaan sebelumnya, Balanta dan Kujevic saya tarik keluar, berbarengan. Pada menit 76, giliran Reith yang saya gantikan. Sebagai info tambahan, Kujevic baru sembuh dari cedera dan mengharuskannya istirahat selama 5 hari (dan baru masuk bangku cadangan di partai Bundesliga 3 hari sebelumnya). Di partai tersebut, saya sengaja hanya memainkannya 15 menit terakhir, untuk melihat sejauh mana perkembangan condition dan match fitmess nya setelah pertandingan berakhir dan bagaimana perkembangannya tepat di hari H partai Kaiserslautern. Tepat di hari H partai Kaiserslautern, Kujevic mencapai condition 94%, match fitmess 91%. Singkat cerita, kondisi Kujevic di menit 59 pertandingan berada pada level 81%. So, saya segera menggantinya, seperti apa yang saya rencanakan sebelumnya. Pada akhirnya, Dortmund menang 1-4. Saya dapat 3 poin, tidak ada pemain cedera/red-carded, dan kondisi moral terjaga pada level top. Mantab-sempurna. Persiapan tahap pertama terlewati.

  1. PERSIAPAN PRA-PERTANDINGAN, ANALISA SKUAD MUSUH dan BAGAIMANA SAYA MEMUTUSKAN untuk BERMAIN
Pada 17 Februari (H-2), opposition report saya dapatkan. Kesimpulan sementara, sayap kanan menjadi sisi penyumbang assist terbanyak (so, Matt Hough harus diwaspadai), pertahanan sebelah kanan menjadi sisi terlemah, passing menjadi best attribute, karenanya, bisa jadi, Bayern tidak akan memainkan umpan2 pendek (plus Moyes merupakan manager yang mengandalkan direct-passing). Bayern banyak memainkan formasi 4 - 2CM -2W, 1AM – 1. Dari sisi pressing, Bayern sangat mungkin memainkan blok pertahanan tinggi (push higher up).




Screen-shot di atas merupakan line up Bayern, seperti yang saya prediksi sebelumnya. Ada Werner di depan, lalu, trio Bernard, Kroos, dan Hough sebagai penggedor utama. Saya banyak fokuskan perhatian saya ke 4 posisi terdepan Bayern, dengan berbagai pertimbangan, (1) di partai ini Bayern bermain di Allianz Arena, mereka akan menyerang dan 4 pemain terdepan tersebut akan jadi aktor utamanya, (2) Bayern tertinggal 11 poin, so, mereka butuh 3 poin banget, (3) pada putaran pertama, Bayern kalah 0-2, tentu ada niat revenge, mengingat rivalitas 2 tim, dan (4) mereka adalah FC Bayern, raksasa Jerman yang akan (cenderung) menyerang, kapan pun-di mana pun. Saya pikir, untuk sementara, analisa-asumsi cara Bayern bermain sudah cukup. Kita masuk saja ke bagaimana saya akan bermain.
Pertama, seperti yang sudah-sudah, saya akan specific-marking Toni Kroos, karena, dalam formasi 4-2-3-1, posisi AM memegang peranan sangat besar dalam mengkreasi peluang (apalagi dengan pemain bereputasi layaknya Toni Kroos). Bila anda sukses mengisolasinya, peluang menang anda sangat besar. Ke-dua, saya akan show left foot dan hard tackle kepada Hough, ke-tiga, saya akan mengajak Bayern bermain terbuka dengan sama2 memainkan high defensive block, pressing, dan higher tempo. Ke-4, saya putuskan memainkan formasi strikerless 4-1HB-2-3.
Saya berharap, bisa memainkan sepakbola cepat yang memiliki prosentase penguasaan bola di atas 51%, memblok Toni Kroos, mengeksploitasi ruang antara 2CM dan lini pertahanan FC Bayern, serta memaksa high defensive block Bayern sedikit drop deeper. Bagaimana kenyataannya, pada bagian lain tulisan akan saya jabarkan sedikit lebih detail.
Kondisi fisik para pemain sangat oke. Saya menemukan kondisi para pemain, pada hari H, berada pada kondisi 94%. Sip, ideal mah ini buat saya.

  1. PENERAPAN IDE, KETIDAKSESUAIN RENCANA dengan FAKTA LAPANGAN, ADAPTASI, dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN (TWEAKING)
Formasi dan team instruction
Formasi ini menggunakan fluidity_very fluid, sehingga, saya berusaha untuk meminimalisasi specialist-role. Saya juga sengaja tidak menunjuk satu pun gelandang untuk berperan sebagai creator (DLP, AP, T, EG, atau Reg). kenapa? Karena, saya tidak ingin fokus aliran bola cenderung ke satu pemain (seorang creator akan memancing aliran bola dari pemain lain lebih banyak mengarah padanya). Alasan lain, adalah, sepanjang musim lalu, Kujevic berada pada posisi tersebut dengan peran sebagai Eghance/Trequartista/AP-S, dan, 2 musim terakhir, Kujevic merupakan Pemain Terbaik Dunia. Anda tau kan, dalam situasi seperti ini, bila anda tidak tweak (sama sekali) plus reputasi pemain anda semakin mendunia dan membesar, anda akan menyaksikan penurunan penampilan pada pemain anda. Kenapa? Karena, AI akan bereaksi terhadap apa yang jadi keunggulan anda. Mereka akan semakin berhati-hati dan melakukan segala cara untuk menghentikan hal tersebut. Saya yakin, AI sudah mengantisipasi Kujevic, baik peran, cara main, maupun reputasinya. Saya harus mengantisipasi hal ini.
Saya berharap, Ivan Kujevic dan Marco Verrati mampu menciptakan dan memanfaatkan gap antara 2 CM dengan para bek Bayern. Untuk posisi DM (HB), saya ingin Toni Kroos terisolasi olehnya.
Tidak ada get stuck in pada team instruction, karena, saya khawatir perintah ini menciptakan banyak sliding-tackle yang berpotensi merusak bentuk (shape) + rawan kartu.

Player instruction

Untuk penjelasan poin player instruction, saya sengaja fokuskan ke HB yang akan saya minta (secara khusus) menjaga Toni Kroos. Seharusnya, bila saya sempat captured ketika pertandingan berlangsung, anda akan melihat perintah specific-marking opposition player di bagian paling bawah (di bawah mark tighter).

Attacking Corner

Anda bisa lihat, bagaimana saya mengatur penempatan posisi pemain pada saat attacking corner. Saya sengaja tidak meletakan satu pun pemain dalam posisi near post flick on. Ini sebagai eksperimen, sebenarnya. Di partai2 sebelumnya, saya banyak melihat peluang (bahkan gol) tercipta dari pemain dengan perintah attack near post (lihat Ousmane), yang mana, pada saat tersebut, near post flick on sedang tidak aktif. Rada bingung? Untuk sedikit lebih jelasnya, bisa lihat pada screen-shot di bawah.

Dari screen-shot terlihat, perintah posisi yang aktif, adalah, Challenge GK, attack near post, attack far post, dan attack from deep. Dengan swing to near post, pemain dengan perintah attack near post akan bergerak dari belakang untuk lakukan sundulan melompat di tiang dekat.

Team Talk, saya putuskan untuk mengatakan, berbuat sesuatu buat suporter (walaupun asisten saya menyarankan untuk mengatakan kepada para pemain untuk do what they left off). Maaf, saya gak sempat capture. Hasilnya lumayan, seingat saya 6-7 pemain merespon positif (hijau) setelah saya tambahkan team talk per posisi.

                Opposition Instruction, saya serahkan kepada asisten (catata, intruksi kepada Hough sudah
sesuai yang saya inginkan + Toni Kroos saya closing down always).

                Babak Pertama
Pertandingan dimulai. Saya memilih comprehensive high-light. Baru dimulai, saya sudah menemukan ketidaksesuaian fakta di lapangan dengan yang saya harapkan. Hujan deras!! Kondisi lapangan mungkin rada berair. Sementara, di sisi lain, saya memilih umpan pendek. Dan, ini kontradiktif. Masalah lain lagi (potensi masalah tepatnya), Werner sudah mampu mengeksploitasi ruang di belakang para bek Dortmund (too high defensive-line). Anda bisa lihat pada screen-shot di bawah. Oke, saya segera lakukan adaptasi dan keputusan harus dibuat. Saya putuskan untuk direct passing dan tidak mengaktifkan higher tempo. Tujuannya, menghindari aliran bola tersendat oleh basahnya lapangan akibat guyuran hujan. Saya tidak aktifkan higher tempo dengan harapan agar pemain tidak terlalu cepat kehabisan napas akibat beratnya lapangan dalam kondisi basah. Apakah adaptasi yang saya lakukan akan berimbas positif terhadap permainan Dortmund? Kita lihat nanti.


                Terjadi insiden yang merusak permainan. (menurut saya) tanpa insiden ini, saya tidak akan berada dalam kesulitan di sisa pertandingan. Tapi, insiden ini tercipta juga karena kesalahan strategi saya sendiri. Dan, yang lebih menjengkelkan lagi, insiden ini melibatkan pemain2 yang jadi fokus saya. Pertama, Verrati (bersama Kijevic) saya berharap ia mampu menciptakan dan memanfaatkan gap di lini tengah Bayern. Ke-2, saya tahu sejak awal, Hough dan Kroos merupakan ancaman utama (ditambah Werner). Screen-shot di bawah akan memperlihatkan bagaimana insiden terjadi dan di mana kesalahan yang saya buat. Dan di mana saja keterlibatan pemain2 tersebut.

                Hough (salah 1 ancaman terbesar), dropped-deep menerima umpan dari Smits. Benito (CWB) melakukan pressing (terlalu cepat), dan, ini merupakan akumulasi dari push higher-up dan role nya sebagai complete wing back. Dari sinilah insiden berawal. 

                 Hough terus lakukan dribbling hingga mencapai byline. Saat itu, Kroos (lagi2, salah 1 ancaman terbesar) came from behind untuk menerima umpan Hough, tanpa penjagaan sama sekali!! Verratti malah sibuk menemani Benito mem-pressing Hough.

                Kroos masuk ke kotak penalti. Verrati menghadangnya dan Verratti lakukan kesalahan, ia melakukan tackling telat terhadap Kroos di dalam kotak penalti!! Bayern dapat hadiah penalti di menit ke-7. Bayern 1-0 Dortmund. Werner mengeksekusinya.
                Akan insiden ini, ditambah dominasi Bayern dalam penguasaan bola, memaksa saya untuk lakukan beberapa tweak lagi. Beberapa high-light yang jadi perhatian saya. Pertama, Toni Kroos menjadi sasaran tembak pemain (beberapa kali ia dilanggar), juga, Toni Kroos beberapa kali menang duel udara pada saat Dortmund mendapatkan tendangan bebas/corner. Kecepatan Hough dan Werner buat saya ngeri. Saya putuskan untuk drop-deeper pada team instruction dan ubah mentality menjadi control, dengan harapan mengurangi gap untuk pemain2 Bayern bisa bebas bergerak di lini tengah dan di belakang para bek Dortmund. Apakah adaptasi dan putusan saya ini berimbas positif pada tim, kita akan lihat nanti.

                Menit ke-13 terjadi momen yang buat saya menghela napas panjang dan menaikan alis tanda pasrah. Berawal dari pelanggaran Balanta pada Kroos, Bayern dapat long free kick, yang pada gilirannya memaksakan corner-kick. Hough mengambilnya. Oikonomopoulos yang menang duel udara dengan Giokas malah membuang bola untuk jatuh di kepala Werner, Balanta blocked it, tapi rebound Werner tidak dapat ditahan lagi dan mengubah skor menjadi 2-0. Di kandang Bayern, Allianz Arena, saya tertinggal 2 gol tanpa balas, hanya dalam 13 menit!!
                Segalanya terlihat salah. Ousmane tampil di bawah form. Positioning antara 2 IF dan 2 CWB, terlihat terlalu dekat bahkan tampak berada dalam 1 area kekuasaan yang sama beberapa kali. Kombinasi Kroos (AP) dan Mohammed (tampaknya B2B/CM-A), beberapa kali sukses ciptakan peluang di kotak penalti. Javi Martinez tampaknya mendapatkan peran sebagai CM-D, ia terlihat berposisi sangat dalam sekali. Bayern jelas di atas angin. Sekitar menit ke-35 ke atas, saya mengubah peran Verratti dari B2B menjadi DLP. Dengan harapan, ia berkutat lebih ke dalam (karena tadinya B2B saya set untuk further forward, sehingga banyak bergerak di posisi lebih ke depan), untuk mengurangi ruang gerak 2 gelandang tengah Bayern. Konyolnya, saya baru menyadari satu hal. Dan ini hal krusial. Bila membaca tulisan ini sejak awal, saya sudah rencanakan untuk spesific-marking Toni kroos, dan, saya lupa memerintahkan Christian Reith untuk melakukannya!! Jadi, saya lakukan tweak lagi pada player instruction-nya Reith (HB saya).

                Di menit ke-37, saya menyadari sesuatu. Saya pause pertandingan. Kebetulan Dortmund mendapatkan goal-kick. Dan, saya lihat lebih detail. Apa yang kita dapatkan dari screen-shoot di bawah, adalah, ternyata, jarak Toni Kroos dengan 2 gelandang lainnya terlalu jauh (ada gap di sana). 2 CM Bayern tampil seakan-akan bukan sebagai 2 CM tapi sebagai 2 DM. Harusnya ini bisa jadi kesempatan saya.
                Salah satu CM Dortmund, harusnya Barreau, mungkin akan saya tweak agar drop-deeper, untuk kurangi gap yang terlihat di screen-shoot di atas. Dari bagaimana Werner dan Kroos melakukan pressing, tampaknya Moyes memutuskan untuk lakukan pressing lebih moderat tidak higher-up. Serta, mungkin ia terapkan control mentality (bukan attacking).
Satu lagi, saya sadari banyak kesalahan keputusan akibat analisa prematur yang saya lakukan. Saya analisa performance pada analysis-tab. Saya klik pada passing nya Bayern. Dan, saya kaget, bahwa,ternyata mereka memainkan short-passing game, bertolakbelakang dengan prediksi saya di awal tulisan ini. Saya juga baru menyadari, dengan adanya under-soil heating dalam debit hujan seperti ini, tampaknya, Allianz Arena masih bisa dikatakan “kering” alias tidak sebasah yang saya yakini sebelumnya. Ini jadi catatan penting. Tapi, karena, sudah menjelang istirahat babak I, saya akan menyimpan semua perubahan di babak ke-2. Termasuk, seperti apa saya akan berbicara kepada para pemain di ruang ganti nanti.

                Istirahat Babak Pertama
                Team Talk, saya putuskan untuk memberikan “hair-dryer treatment”. Aggressive menjadi pilihan saya. Sebenarnya, dalam situasi seperti ini, menghadapi tim sekuat Bayern di Allianz, adalah sebuah perjudian untuk memilih aggressive – where’s your passion to win. Kenapa? Sangat mungkin pemain saya tertekan dengan demand yang saya sampaikan. Tapi, karena sudah ratusan kali saya lakukan team-talk, saya merasa ini akan jadi treatment yang tepat. Kenapa? Karena, pertama, saya telah menjadi manager mereka selama 9 tahun. Saya tahu sampai di mana kapabilitas mental mereka dan bagaimana mereka bisa mengontrol tekanan yang datang. Walaupun saya melakukannya hanya berdasarkan feeling. Tapi, dalam situasi tertentu, feeling bisa jadi sangat efektif. Ibu mana sih yang tidak paham akan anaknya? Dan, ibu mana sih yang mendidik anaknya tanpa berdasarkan intuisi (feeling)? Gunakan pengenalan anda kepada tim dan temukan feel nya. Semakin banyak berinteraksi semakin anda paham akan mereka.
                Team instruction, saya belum lakukan perubahan. Pada player instruction, saya lakukan tweak kepada Marco Verratti dengan memberikan perintah short-passing dan fewer risky pass, karena, menurut ass. Man. Feedback, Verratti banyak lakukan mistakes. Pada gilirannya, saya kembali (akan) menyadari ada kesalahan mendasar yang saya lakukan (padahal tidak biasanya ini terjadi). Apa dan bagaimana kesalahan yang saya maksud, akan saya jabarkan nanti. Tetap ikuti saja tulisan ini.
                Tidak ada yang salah pada average position (analysis-tab). Saya pikir, ya sudah, saya biarkan saja dulu peranan para pemain. Walaupun, saya sedikit terganggu dengan “terlalu tingginya” posisi 2 CM Dortmund. Nanti, di tengah pertandingan mungkin akan saya lakukan adjustment terkait hal ini.

Babak ke-dua
                Belum terlihat banyak perubahan. Menit ke-50, lagi2 Hough melakukan indirect free-kick yang disundul oleh Werner. Untungnya, bola melayang di atas gawang. Walaupun Bayern masih tampak lebih solid. Tetapi, dari sisi objektif, statistik Dortmund sedikit lebih baik.
-          Passing comp. sama pada angka 76 %
-          crossing comp. walaupun sama2 buruk, tapi Dortmund lebih unggul (13 % : 6 %), saya kurang puas dengan hal ini, karena, idealnya, sebuah tim mestinya aim minimal 21% crossing completed
-          dari sisi tackle, Dortmund unggul 87 : 80. Okelah
-          header, Dortmund unggul 76 : 48. Meskipun, sebetulnya, dengan angka 86 %, saya akan jauh lebih puas
-          Untuk penguasaan bola, Bayern unggul 55 : 45

Menit ke-61, saya (baru) menyadari ada yang saya missed terkait prinsip memantau setiap detail dalam pertandingan, ada yang terlewat. Mikro-manajemen yang diperlukan seorang manager demi kesempurnaan timnya. Kesalahan yang tampak kecil. Tapi sangat krusial. Di saat yang sama, saya juga (untungnya) menyadari bahwa celah di lini tengah Madrid, yang sudah saya lihat sejak tengah babak pertama, mungkin bisa saya eksploitasi dengan tweak tertentu. So, bagaimana saya akan bereaksi terkait hal ini? cermati beberapa poin di bawah.
-          Saya baru menyadari, saya tidak sama sekali memeriksa player-rating, performance, dan body-language. Dan, betapa kagetnya saya, ketika menemukan Ousmane hanya mendapatkan rating 6,2 dan (lebih) celakanya lagi, Verratti (ternyata) hanya mendapatkan rating 5,8 dalam kondisi body-language very nervously. Dan, saya membiarkannya bermain selama 1 jam!!
-          Saya harus lakukan perubahan drastis. Oikonomopoulos (CB), yang natural positionnya adalah DM, saya pindah ke CM, menggantikan posisi Verratti. Lantas, role-nya saya ganti menjadi B2B. Zouma masuk mengisi 1 posisi di posisi CB. Barreau yang tadinya berperan sebagai CM-defend, saya ubah menjadi CM-automatic. Tujuan saya, adalah, agar lini tengah saya menekan lini tengah Bayern untuk “mundur” semakin dalam.
-          Sekali lagi saya pause high-light dan menemukan bahwa gap di lini tengah Bayern masih ada. Saya pikir saya harus manfaatkan situasi ini. Saya kembali ke instruksi higher tempo dan push higher-up. Dengan tempo cepat, saya berharap eksploitasi gap lini tengah Bayern bisa dilakukan secepatnya, sehingga, pemain2 Bayern tidak memiliki cukup waktu untuk re-shaping. Mengubah peran Kujevic dari AM menjadi AP, dengan harapan ia akan lebih banyak drop-deeper untuk membantu Barreau dan Oikonomopoulos memanfaatkan gap di lini tengah Bayern, serta, menjadi creator.

Sebuah serangan saat memasuki menit ke-63, tendangan Oikonomopoulos ditepis Neuer dan menghasilkan corner-kick. Balanta berhasil memanfaatkannya. Bayern 1-2. Setelah gol ini, saya kembali ke mentality-attacking setelah sebelumnya saya adjusted ke control.
Sedikit demi sedikit, terjadi perbaikan. Penguasaan bola membaik 2 %. Dari 45 % menjadi 47 %. Oikonomopoulos yang ber-power memberikan banyak tenaga buat lini tengah. Semakin mendekati akhir pertandingan, pemain Bayern semakin ketat menjaga pertahanan mereka. Dari screen-shot di bawah, anda bisa lihat bagaimana pemain Dortmund bertumpuk di kotak penalti, “setinggi” apa posisi 2 bek tengah Dortmund di momen pada menit ke-85, dan betapa “dalamnya” 9 pemain Bayern berdiri di dalam kotak penalti.

Pada akhirnya, semua tweak, semua adaptasi, semua usaha pemain terbayar. Menit ke-92, dari sebuah corner-kick, Balanta yang saya perintahkan attack far-post, berhasil menyundul bola. Masuk. Bayern 2-2 Dortmund!! Pertandingan berakhir.

  1. ANALISA SETELAH PERTANDINGAN
Beberapa poin penting sekaligus pelajaran berharga saya dapatkan dari partai ini. Berikut
saya jabarkan poin2 tersebut.
-          Hujan pada bulan Februari, seharusnya tidak menyebabkan kondisi lapangan menjadi “berat”, bila under soil-heating terinstall di lapangan stadion tersebut. Yang paling mengganggu dari kesalahan ini adalah, saya lagi2 lupa terhadap fakta yang sudah lama saya sadari ini.
-          Seperti yang sering terjadi sebelumnya, saya lupa untuk melakukan tweak pada player instruction. Dan, di partai ini saya membayarnya dengan membiarkan Toni Kroos tidak terjaga sesuai yang saya inginkan, hanya karena saya lupa akan sesuatu L #melawanlupa#
-          Di beberapa momen, saya akui, saya terlalu impulsif dalam mengambil putusan sebagai bagian dari adaptasi saya terhadap ketidaksesuaian kondisi di lapangan dengan yang telah saya rencanakan sebelumnya. Tweaking saya di awal pertandingan terhadap passing, tempo, dan mentality telah membuat Bayern mampu menguasai permainan.

Selain poin2 di atas, saya juga melakukan beberapa analisa setelah pertandingan. Yang saya bagikan kepada anda melalui gambar-gambar dan analisa sederhana di bawah.

                Passing

Kurang balance, jumlah umpan di sisi kiri lebih banyak ketimbang sisi kanan. Ini disebabkan, salah satunya, Ousmane yang berada di sisi kanan dijaga dengan baik oleh pemain Bayern.


Shots

Tidak terlalu istimewa (cenderung buruk), terutama pada akurasinya. Beberapa tembakan seperti tembakan oleh Ousmane, Brandt, dan Kujevic sudah dilakukan pada saat yang tepat, hanya akurasinya yang jadi masalah utama di partai ini.

Tackle

Dengan menerapkan hassle-opponent dan push higher-up, sangat wajar bila anda berharap banyak tackle dimenangkan di daerah pertahanan musuh. Dan, screen-shot di atas memperlihatkan, bahwa, Dortmund tidak banyak berhasil memenangkan tackle di daerah pertahanan musuh.

Interceptions

Konsep dan prinsip yang sama dengan analisa yang saya gunakan untuk tackles. Dan, intersepsi yang dilakukan oleh pemain Dortmund cukup memuaskan. Tidak istimewa, karenanya, butuh perbaikan, terutama, jumlah intersepsi di daerah pertahanan musuh akan lebih baik bila jumlahnya lebih banyak.

Scoring chances

Akurasi tembakan yang buruk dan dominasi Bayern di babak I, telah mengurangi keberhasilan pemain2 Dortmund dalam menciptakan clear cut chance dan half chance. Totalnya, ada 2 CCC serta 3 HC yang dihasilkan para pemain Dortmund.

Average position

Yang pertama tertangkap dalam penglihatan saya, adalah, tumpang-tindihnya posisi DM dengan RCB. Saya pikir, apa yang terlihat dalam screen-shot ini tidaklah sama dengan kenyataannya. Kenapa, karena, pada akhirnya, posisi RCB terakhir harusnya, adalah lingkaran putih (Kurt Zouma masuk di tengah pertandingan dan lingkaran putih itulah Kurt Zouma). Keinginan untuk bermain blok pertahanan tinggi sedikit tertahan. Biasanya, saya melihat average position Dortmund lebih “tinggi” dibandingkan yang diraih di partai ini, dengan strategi dan formasi yang sama tentunya. Tapi, karena yang dihadapi adalah Bayern, saya pikir, apa yang terlihat ini masih termasuk oke.

Movement

Keseimbangan yang cukup bagus. Julian Brandt dan Mohammed Ousmane sama-sama melakukan 6 dribble tuntas. Cukup oke.

Team Talk

                Saya memutuskan mengatakan, senang karena ada sesuatu yang didapatkan dari partai ini, ditambah, hanya ketidak beruntungan yang menyebabkan tim gagal memenangkan pertandingan.               Hasilnya, anda bisa lihat, saya mendapatkan reaksi positif J

Itulah yang saya lakukan dalam mempersiapkan pertandingan, bagaimana saya memilih formasi dan taktik, bagaimana saya bereaksi terhadap kondisi selama pertandingan, dan apa yang saya lakukan setelah pertandingan berakhir.

Saya memilih partai ini, karena, kebetulan mempertemukan peringkat 1 dan 2, yang juga merupakan 2 tim terbaik Bundesliga. Artinya, tekanan pertandingan ini akan berada pada tingkat maksimal. Ditambah lagi, hanya dalam 13 menit, Dortmund tertinggal 2 gol dan banyaknya kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, yang memaksa saya melakukan berbagai tweaking.

Sekali lagi harus saya katakan, sepakbola merupakan dunia tanpa hal absolut. Tidak ada postulat di sini. Tidak ada taktik atau strategi yang benar atau salah, tidak ada taktik yang boleh atau tidak boleh. Yang ada hanyalah, apakah taktik tersebut diterapkan pada waktu dan tempat yang tepat.

Apa yang saya lakukan di partai ini adalah berdasarkan sumber daya dari Dortmund dan perkembangan kondisi pertandingan, serta, interpretasi saya terhadap bagaimana Match Engine (ME) bekerja. Bagaimana anda mempersiapkan pertandingan, menganalisa kekuatan dan kelemahan musuh, mempersiapkan diri dari berbagai kemungkinan, dan apa keputusan serta reaksi anda terhadap perubahan-perubahan, hanya anda yang bisa menentukan. Anda yang paling tahu terhadap hal yang jadi milik anda pribadi, kan?

Bagaimana pendapat anda, FMers?

               

                Ryantank,

* Terima kasih saya ucapkan kepada Guido Merry Strikerless. Di musim ini, saya putuskan untuk memainkan formasi tanpa striker macam Roma, AC Milan 2007 di UCL, atau Spanyol Euro 2012. Karena itu saya putuskan bereksperimen dengan banyak formasi tanpa striker, baik milik saya maupun milik orang lain. Dalam partai ini, formasi Guido Merry yang saya gunakan.

5 Comments

  1. jujur ini penjelasan yang sangat berkelas menurut gue, sangat detil dan rapih, mungkin dibeberapa partai besar lainnya (final liga champion, atau final world cup kalo emang ngelatih negara) bisa juga dijabarin kayak gini

    bener bener membuka mata gue sebagai pemain FM juga karena banyak beberapa fakta yang gue gatau kayak kalo install under soil heating bisa mengasumsikan lapangan "kering" jadi bola bola pendek tetep bisa berjalan dengan baik

    sedikit memberikan masukan, coba kasih contoh instruksi instruksi yang tepat terkait kondisi lapangan misalnya kayak berangin, hujan, cerah dll ya terlepas dari skuat yang dimiliki tim sih karena kayaknya itu sedikit banyak mempengaruhi

    terus juga tentang marking gue bingung di savean gue itu arsenal pake formasi 4-1HB-2-2-1 dan 2 CM nya itu bisa banget meng-create peluang sekaligus mencetak gol dengan pergerakan pergerakan yang mereka buat meskipun udah gue marking pake pemain gue yg emang gelandang pengangkut air yang gue pake macam Wanyama

    terus gue juga mau nanya patokan size lapangan dibilang wide, normal, narrow itu gmn? dan terakhir jg gmn menyatukan permainan dari wide-man CWB+IF (A) karena gue ngeliat CWB itu kalo udah lewat tengah lapangan suka berfungsi sebagai IF(A) juga

    Sekian dan terima kasih, semoga ente bisa membawa sepak bola Indonesia kearah yang lebih baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo gan.. sy coba jwb tp dari perspektif dan pengalaman sy yak. Utk penerapannya agan mesti sesuaikan dgn semua data di tim agan....

      Pertama, kl lapangan jelek (becek-salju) yg bnyk ditemui di tim2 lower, sebaiknya, hindari short pass, low speed, dan possesion. Gunakan instruksi sebaliknya. Jg kl bisa hindari run at defense-more dribble.. bila kondisi lapangan jelek + ujan deres, apalg trnyt kiper musuh skillnya payah, coba lakukan shoot on sight-shoot more often buat pemain2 yg bertugas menyerang

      Delete
    2. Soal pertanyaan yang ke-2, saya ga bisa kasi banyak masukan. Karena, pertama, sy tdk banyak tahu setting agan utk tim agan sejak awal. Tapi, agan bisa coba lihat dulu di match reply (termasuk match2 lainnya ke depan) apa yang terjadi beberapa menit sebelumnya, sebelum gol itu terjadi. Perhatikan baik2 positioning pemain agan, bandingkan dengan positioning pemain lawan (kalau bisa gunakan comperehensive view / full lebih baik lagi). Lantas, komparasikan dgn player instructionnya agan. Selanjutnya, analisa apa role-duty nya musuh dengan positioning yg agan lihat pd highlight tadi. Kalau mereka deep banget bisa jdi dutynya DEFEND dengan role CM atau DLP atau BWM. Kalau mereka cenderung high bhkn advance banget, bisa jd dutynya Attacking dengan role CM/AP.

      Salah 1 prinsip dasar lainnya, bila musuh gunakan 2 CM + 1 AM dan agan gunakan 2 CM + 1 DM, maka yang idealnya dilakukan saat membayangkan one on one clashnya, adalah, 2 CM agan bakal vs 2 CM musuh dan AM musuh bakal ketemu DM agan.

      Hal lain lagi soal marking, adalah, marking (bagaimana sebuah tim bertahan), akan lebih maksimal, bila, itu dilakukan secara kolektif. Salah satu prinsip paling dasar adalah (sedikit melenceng dari yg kita bahas), gunakan kombinasikan semua role dan duty yg mungkin utk gelandang. Contohnya, 1 DM (ball winning/Anchor/Defensive Mid - defend duty), 1 gelandang kreator (DLP-Defend/Support, AP-Defend/Support), 1 gelandang konektor/runner (AP-A/S atau IF-A atau bisa juga AM-A/S yang lebih cenderung runner). Beda mendasar antara Support dan Attacking role adalah awareness untuk bermain lebih dalam (intinya, support bisa cenderung digunakan utk membantu bertahan). Role pemain2 beknya juga mesti diperhatiin gan.

      Delete
  2. Soal lapangan,bisa lihat pada saat awal musim, ketika ada permintaan penentuan ukuran lapangan. Saya lupa ukurannya, karena, sekarang sudah tengah musim (mesti nunggu awal musim depan utk liat hehe). Tapi, sejauh yg ane ingat, 100-102 x 65 meter termasuk short-narrow pitch, yang long-wide berapa ane lupa. Sori. Untungnya, di FM 2014 ini (ntah sejak FM ke berapa), ukuran lapangan sudah tidak banyak berperan dalam kesuksesan sebuah tim dalam memenangkan pertandingan. Kalau saya sendiri, lebih memilih lapangan kecil (soalnya, dalam hati saya, sy masih berharap musuh akan kesulitan menemukan space utk menggempur pertahan sy haahaha).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk IF + CWB kombo, agan bisa lihat di post lainnya di blog ini, http://www.blognyafootballmanager.com/2014/05/menggunakan-wide-players-untuk.html Menggunakan Wide Players utk Menciptakan Ruang dan Mengkreasi Peluang... Mungkin agan bisa dpt gambaran atau ide lain dari post tersebut.

      Delete

Post a Comment

Previous Post Next Post