Anticipation, Decision, Positioning (ditambah Composure dan Concentration) untuk Soliditas dan Organisasi Pertahanan


Dalam menyusun strategi bermain sepakbola, salah satu tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap manager, adalah, kemenangan. Bahkan, kalau bisa, menang dengan skor sebesar-besarnya.

Kemenangan dapat dicapai melalui berbagai strategi-taktik. Salah satu strategi yang paling populer, adalah, menyerang. Ya, menyerang pertahanan musuh, menggempurnya dengan segala amunisi dan potensi yang ada, mengeksploitasi kelemahannya, dengan tujuan memenangkan pertandingan dengan skor sebesar-besarnya. Apakah memerintahkan striker untuk berperan sebagai false 9 untuk “memancing” bek musuh out of position, sekaligus meminta ke-2 bek sayap untuk lakukan penetrasi ke depan sejauh mungkin sementara ke-2 sayap serang bergerak ke tengah (memanfaatkan ruang hasil kreasi false 9), sambil tidak lupa menempatkan seorang gelandang tengah bertipe box to box sebagai antisipasi utk lakukan tendangan jarak jauh apabila terjadi bola “liar” akibat payahnya clearance bek musuh.

Di luar bagaimana sebuah tim seharusnya menyerang dan bagaimana ciamiknya strategi menyerangnya, sejatinya, prinsip bagaimana sebuah tim seharusnya bertahan, saya yakin, sangat berperan demi tercapainya (salah satu) tujuan akhir pertandingan sepakbola, yaitu kemenangan. Tapi, justru prinsip ini yang sering disepelekan pada saat berpikir untuk menyusun strategi sepakbola. Terutama, lebih spesifik lagi, dalam petualangan yang anda lakukan di dalam Football Manager. Aspek pertahanan sering kali menjadi hal terakhir, bahkan hal yang tidak terpikirkan.

Lantas, bagaimana sebaiknya kita bereaksi terhadap aspek “yang terpinggirkan” ini? Saya akan coba memberikan sedikit pandangan (dan kalau bisa menjadi sebuah diskusi akan sangat baik lagi).

Oke, sebelum jauh-jauh berbicara bagaimana menyusun sebuah pertahanan yang baik. Adalah merupakan sebuah hal yang sangat bijak bila anda coba menelaah lebih detail lagi ke dlm beberapa aspek yang bisa membantu membangun pertahanan yang solid-terorganisir.

Singkat cerita, saya coba langsung ke aspek pemain, yang merupakan salah satu penentu paling penting dalam solid dan terorganisinya sebuah pertahanan tim sepakbola. Lebih spesifik lagi, kita langsung masuk ke attribute.

Khusus dalam tulisan ini, sy akan fokus ke mental-attribute. Kita akan bahas secara umum soal anticipation, decision, positioning (ditambah composure dan concentration). Saya yakin, bahwa, semakin fokus dan “menyempit” apa yang kita pelajari, akan semakin detail pemahaman kita akan terhadap hal tersebut. Lalu, kenapa saya memilih mental-attribute tersebut sebagai fokus pembahasan dan diskusi? Karena, (1) kebanyakan FM-player terpaku pada technical dan physical-attribute pada saat menentukan apa itu pemain hebat dan tidak, (2) mental-attribute bisa jadi “lebih berharga” ketimbang technical-attribute, terutama pada tahap komparasi sampai angka tertentu. Maksudnya, anda bisa memiliki pemain dengan technical-attribute “biasa2 saja” (12-13) tapi menjadi pemimpin pada average rating karena memiliki mental-attribute yang top (16-18), (3) mental-attribute yang saya tersebut di atas tadi, merupakan attribute yang sangat essensial utk solidnya pertahanan, karena mereka menentukan bagaimana seorang bek bereaksi, memutuskan, dan tepat dalam bergerak.

Anticipation, merupakan kemampuan seorang pemain untuk meramalkan ke mana arah permainan musuh akan berjalan. Mudahnya, adalah, kemampuan membaca permainan. Decision, merupakan kemampuan seseorang untuk memutuskan mana keputusan terbaik yang dibutuhkan terkait pembacaan situasi sebelumnya. Positioning, yaitu, penempatan posisi. Positioning merupakan aspek terakhir (reaksi terakhir) seorang pemain setelah ia meramal dan memutuskan.
 
Berikut akan coba saya berikan 1 contoh momen bagaimana kombinasi anticipation, decision, positioning, composure, bekerja mengamankan pertahanan.

 
Screen-shot partai Dortmund vs Bayern musim 2021/2022. Dortmund sedang unggul 1-0, menit ke-47 babak 2. Silvio Benito (Dortmund) melakukan throw-in. Gotze, Verratti, Kujevic, dibayangi oleh Smits,Lahm, dan Javi Martinez

  
 

Ivan Kujevic (salah satu regen terbaik) menjadi perhatian AI. Dan ia memenangkan duel udara dengan Smits bek tengah Bayern. Gotze bersiap menerima bola.
 
Kujevic memenangkan duel dan mengarahkan bola kepada Gotze. Smits memperunyam keadaan dengan out of position, menekan Gotze dan meninggalkan Brown (bek tengah lainnya) seorang diri =))

        

Gotze memnfaatkan situasi ini dengan memberikan umpan kepada Verratti dan menciptakan situasi triangle-offense. Gotze ke Verrati ke Kujevic. Philip Lahm berusaha melakukan covering. 
    

Brown menutup ruang gerak Kujevic, Philip Lahm yang melihat hal ini, mengambil langkah memutar untuk berusaha mencapai titik di mana ia bisa memberikan covering, bila ternyata Kujevic mampu takes-on Brown
     

Kujevic melewati Brown, untungnya, Lahm mengantisipasinya dengan cermat dan melakukan gerakan covering dengan cara menutup ruang gerak Kujevic secepatnya
    

Lahm melakukan tackle pada Kujevic dan mengakhiri serangan Dortmund

                Bila dicermati lebih detail, sebenarnya, screen-shot yang sy berikan sedikit kurang mampu meng-cover apa yang sy ingin sampaikan. Apa itu? Philip Lahm. Dia sempat salah langkah (position) hehehehehehe. Tetapi, sy merasa ini bukan semata karena faktor Lahm. Sy yakin ini karena pressing-style Bayern di partai ini. Mereka memainkan blok pertahanan tinggi (push-higher up) serta David Moyes (yg merupakan manager Bayern di partai ini), memiliki karakter closing-down pada pressing style nya. Sehingga, sangat mungkin para pemain diperintahkan untuk closing-down, termasuk Lahm, apalagi kepada Balon D’Or macam Ivan Kujevic. Lepas dari kesalahan kecil yang dilakukan Lahm, secara umum anticipation, decision, positioning, nya oke di momen ini.


 
Di luar gambaran bagaimana 3 attribute tersebut bekerja dlm sebuah pertandingan, composure dan concentration juga harus anda masukan sebagai pertimbangan penting. Karena, dengan composure yang tinggi, seorang pemain (bek) akan mampu bersikap tenang dalam tekanan, tidak demam lapangan, yang mengurangi salah umpan, salah clearance, atau salah posisi (karena kebingungan). Yang terakhir, concentration. Attribute ini berkaitan dengan konsistensi pemain anda bermain sepanjang pertandingan. Ada saatnya seorang pemain melakukan mistake pada menit ke-88, padahal 87 menit sebelumnya ia merupakan pemain dengan rating tertinggi dan tidak missed satu pun dari apa yang dilakukannya. Apa yang menjadi penyebab ia melakukan mistake pada menit ke-88, padahal 87 menit sebelumnya ia merupakan pemain terbaik? Sangat banyak faktor bisa jadi penyebabnya. Dan, sangat mungkin, bila dikaitkan dengan mental-attribute, concentration memegang peranan dalam situasi ini.

Dengan analisa yang mendalam untuk mengkombinasi mental-attribute dengan strategi tim, ppm, players instruction dan technical-physical attribute, sebuah pertahanan solid dan terorganisir dapat dibentuk dan akan memberikan banyak sumbangsih demi mencapai kemenangan, sebagai tujuan akhir.



Ryantank

Post a Comment

Previous Post Next Post