FMLoversStory : Simulasi vs Dunia nyata

oleh Aryacitta Adijaya

 

Karya ini dibuat untuk mengikuti #FMLoversStory. Dari Komunitas FM Indonesia untuk FMLovers Indonesia. disponsori oleh Blognya FMLovers, Aremania dan Blognya Football Manager

FM dan Indonesia : Simulasi vs Dunia nyata

 

Sepakbola di Indonesia memang sudah jadi sebuah tradisi. Dari semua kalangan masyarakat, baik tua dan muda, suka dengan olahraga satu ini. Karena itu pula game simulasi sepakbola "Football Manager" besutan Sega Games ini pun laku keras. Di game itu pula, ada konten yang berisi sepakbola Indonesia itu sendiri. Akan tetapi, apakah simulasi dan dunia nyata berbeda 180 derajat?

 

Faktanya, di Football Manager, tak jarang timnas kesayangan kita jadi juara di ajang internasional. Tak jarang pula, muncul pemain-pemain berdarah Indonesia yang mampu membawa sang garuda terbang tinggi. Klub-klub Indonesia, seperti Persebaya, Arema, Persija juga sering menjadi klub yang ditakuti di level Asia. Fakta-fakta itu seakan-akan memberikan sebuah harapan bagi pecinta sepakbola di tanah air mengingat betapa realistisnya FM. Bisa jadi, di masa yang akan datang, simulasi FM bukan hanya ilusi semata.

 

Tapi, harapan yang diberikan FM bahwa Indonesia bisa, mungkin hanyalah harapan palsu. Kondisi sepakbola Indonesia bobrok dan berbeda jauh dari simulasi. Sudah banyak kepentingan-kepentingan, baik politik maupun pribadi ikut terlibat dalam perkembangan sepakbola Indonesia, dan hal itu tentu tidak sehat bagi perkembangan Indonesia

 

image
Indonesia tersingkir dari AFF

 

Akan tetapi, bicara soal harapan, sebenarnya, Indonesia mampu saja menjadi Indonesia di save-savean FM lovers Indonesia. Indonesia yang bisa bersaing. Akan tetapi, untuk mencapai level tersebut, perlu pembenahan.

 

Masalah-masalah yang harus dibenahi itu banyak, tapi yang paling terutama ialah perkembangan talenta muda di Indonesia. Akhir-akhir ini, memang muncul pemain-pemain darah muda bertalenta, seperti Evan Dimas atau juga adanya pemain kecil seperti Tristan Alif, yang dipuji Pep Guardiola saat kedatangannya ke Indonesia. Mereka tentu memiliki talenta, tapi banyak wonderkid-wonderkid di daerah-daerah yang tidak terjamah.

 

Hal tersebut berkait erat dengan masalah yang lain, yaitu kurangnya kualitas scouting di klub-klub Indonesia. sekarang, rata-rata klub di Indonesia tak punya scout untuk memantau pemain bertalenta. Klub-klub biasanya menarik pemain dari SSB dan tentu saja hal ini ada kong-kalikong oleh pihak-pihak tertentu. ketiadaan scout ini juga yang membuat banyak wonderkid-wonderkid Indonesia yang PPMnya setara pemain top eropa luput dari dunia sepakbola.

image

Potensi muda Indonesia

 

Dan masalah wonderkid-wonderkid tersebut terkait erat dengan masalah ketidak profesionalan klub-klub sepakbola. Banyak pesepakbola bertalenta tinggi yang menolak berkarir di lapangan hijau. Saat ini, karir pesepakbola di Indonesia begitu tragis, misalnya tragedi Salomon Begondo yang meninggal karena tak mendapat gaji. Hal ini tentu menjadi batu sandungan bagi perkembangan sepakbola Indonesia.

Selain masalah-masalah diatas, masih banyak masalah lain yang belum dibahas. Tapi, akhir kata, saya yakin meskipun banyak sekali masalah-masalah, Indonesia mampu menjadi macan asia, sama seperti di FM. Karena, Indonesia punya potensi. Saya yakin di pelosok daerah sana, ada pemain yang bakatnya melebihi Messi sekalipun. Mereka hanya menunggu untuk ditemukan, dan pertanyaannya, dapatkah mereka ditemukan?

Post a Comment

Previous Post Next Post