Oleh : Sergio Berti
Karya ini dibuat untuk mengikuti #FMLoversStory dari Komunitas FM Indonesia untuk FMLovers Indonesia. Disponsori oleh Blognya FMLovers, Aremania dan Blognya Football Manager.
08 Desember 2007, Syamsudin Umar secara tiba-tiba mengejutkan publik Makassar dengan menyatakan mundur dari kursi kepelatihan PSM Makassar, setelah hampir setahun mengarsiteki tim yang bermarkas di ibukota Sulawesi Selatan tersebut.
Sebelumnya memang santer beredar kabar bahwa pengunduran diri pelatih asal Makassar tersebut terkait dengan pemanggilan dari tim nasional Indonesia untuk posisi barunya sebagai assistant dari sang manager asal Bulgaria, Ivan Kolev
.Merespon hal tersebut, Chairman dan managemen PSM Makassar pun langsung bergerak cepat. Tak tanggung-tanggung, dihari yang sama mereka langsung menunjuk dan mempercayakan Aryansyah Dewa sebagai manager PSM yang baru. Hal ini sontak mengundang berbagai reaksi dikalangan publik Makassar bahkan persepakbolaan Indonesia. Keputusan ini dinilai kontroversial karena terkesan terlalu cepat. Maklum saja, selain kesannya yang terburu-buru, nama Aryansyah Dewa juga masih sangat asing bahkan tidak pernah terdengar sama sekali ditelinga penikmat sepakbola tanah air. Selain faktor pengalaman yang seumur jagung, usia yang masih sangat muda yakni baru menginjak 30 tahun juga diyakini menjadi alasan lain. Spekulasi, kritik, dan nada pesimis pun terlontar dari berbagai pengamat, suporter, dan media setempat. Namun dalam konferensi pers malam itu, sang manager anyar justru merasa sangat tertantang untuk segera menjawab spekulasi yang beredar, dengan rentetan prestasi tentunya.
Mengawali karir kepelatihannya di kancah dunia sepakbola nasional, 08 Desember 2007 menjadi hari pertama seorang Dewa resmi menangani sebuah klub profesional. Terbilang cukup mengejutkan tentunya, karena setelah sebelumnya hanya mengantongi pengalaman melatih sejumlah Sekolah Sepak Bola dan tim amatir, kali ini tak tanggung-tanggung harus menangani tim dengan sejarah panjang sebesar PSM Makassar untuk mengarungi ketatnya Liga Indonesia.
Pun begitu, PSM Makassar sendiri sebenarnya bukanlah tim yang asing bagi seorang Dewa. Selain sebagai tim ditanah kelahirannya, PSM Makassar merupakan tim favoritnya sejak masih belia, dan sekarang dipercaya sebagai nahkoda baru di salah satu tim terbaik di Indonesia itu. Yang paling mengobsesinya melatih PSM Makassar tentunya adalah ambisi mengembalikan kejayaan PSM Makassar yang sudah haus akan gelar juara dimana seperti diketahui, PSM Makassar terakhir kali merengkuh gelar juara Liga Indonesia pada medio 2000 atau sudah 7 tahun berlalu. Meski terbilang seorang manager yang belum memiliki nama dan reputasi dengan karir yang masih seumur jagung, Dewa tetap yakin dengan kapasitas dan kemampuannya akan kembali mengangkat prestasi sejalan dengan nama besar tim berjuluk Juku Eja itu dipersepakbolaan nasional Indonesia, bahkan dunia.
Sebagai manager anyar, di tim barunya Dewa mendapatkan kontrak berdurasi 2 tahun terhitung sejak 08 Desember 2007 hingga 30 September 2009 dengan bayaran £275/minggu.
Bagi Dewa, tak masalah kontrak dengan durasi dan bayaran berapapun. Yang pasti, hal yang paling dipikirkannya saat ini, sekali lagi hanyalah sebuah pembuktian. Sebuah pembuktian kepada chairman dan managemen PSM Makassar serta segenap publik sepakbola Makassar bahwa dia mampu membawa PSM Makassar menjadi lebih baik. Pembuktian dengan berbagai gelar dan prestasi sebagai bayaran atas kepercayaan yang diberikan chairman dan managemen serta publik sepakbola. Pembuktian yang nantinya bakal memberi jaminan dan meyakinan kepada semuanya, bahwa penunjukan dirinya sebagai manager PSM Makassar bukanlah sesuatu yang keliru, melainkan langkah yang sangat tepat.
Walaupun kini diarsiteki manager yang masih sangat minim jam terbang juga pengalaman, Chairman PSM Makassar ternyata tetap profesional dalam menetapkan pencapaian minimum dimusim ini. Sebagai salah satu tim besar yang berlaga di Indonesia, Chairman dan managemen PSM Makassar menetapkan ekspektasi yang cukup tinggi, yakni minimal harus sampai pada playoff tempat ketiga pada musim ini.
Sebagai manager yang baru memulai karir profesional, tentunya ini adalah sebuah tantangan besar bagi Dewa karena jelas bukanlah hal yang terbilang mudah, meski tim yang saat ini ditangani adalah salah satu tim terbaik di Indonesia. Terlebih lagi untuk mencapai hal tesebut, budget transfer yang diberikan managemen untuk membangun tim dari belanja pemain terbilang cukup kecil yakni hanya £19,500. Padahal jika dihitung-hitung, Dewa sebenarnya membutuhkan kucuran dana segar setidaknya £200,000 untuk merombak total beberapa lini dengan mendatangkan pemain yang lebih berkualitas. Senada dengan budget transfer, budget gaji pemain juga tak kalah tipisnya. Managemen hanya mengizinkan £1,702 per minggunya. Ini jelas nominal yang sangat teramat kecil dibandingkan kontestan Liga Indonesia yang lain. Apalagi saat ini klub sudah memakai £1,587 untuk pemain yang ada. Itu artinya, dalam definisi finansial yang sehat anggaran gaji hanya tersedia hanya £115 untuk pemain yang baru akan didatangkan.
Benar-benar nominal yang sangat kecil. Menjadi sebuah tantangan besar bagi Dewa karena tentu akan menjadi sangat sulit untuk mendatangkan pemain berkualitas dan berlabel bintang yang yang sudah barang tentu memiliki harga dan permintaan gaji yang diatas rata-rata.
Hal ini sebenarnya tergolong cukup aneh. Budget transfer dan gaji yang disediakan sangat teramat kecil, padahal diawal musim ini PSM adalah tim dengan finansial terbaik di Indonesia dengan £2.7M disusul PSS Sleman dengan £2.4M dan PSIS Semarang dengan £2.2M. Hal ini disinyalir karena mungkin saja Chairman dan Managemen sebenarnya masih cukup ragu dengan kapasitas seorang Dewa sehingga enggan mengeluarkan banyak dana dimusim pertama, agar kelak tidak menjadi tindakan gegabah yang berujung blunder dan justru merugikan PSM sendiri.
Dengan target yang terbilang tinggi, dan dengan melihat estimasi anggaran transfer dan gaji diatas, maka dipastikan Dewa akan memulai musim pertama yang cukup sulit dan berat. Namun ini sama sekali tidak dianggapnya sebagai beban, melainkan sebagai acuan untuk sebuah pembuktian kepada Chairman dan Managemen serta semua publik sepakbola Indonesia, bahwa PSM Makassar tidak salah telah memilihnya.
Setelah dipercaya memegang kendali sebagai manager anyar PSM Makassar, tanpa membuang-buang waktu lagi Dewa langsung mengambil ancang-ancang untuk membentuk skuad yang diinginkannya untuk mengejar target pribadinya yakni merengkuh gelar juara. Beberapa diantaranya adalah pembelian pemain baru dari lantai bursa transfer untuk menambah kekuatan tim, melakukan laga ujicoba pramusim untuk menentukan kerangka tim, sampai menjanjikan bonus untuk menambah motivasi, semangat para pemain sehingga meningkatkan kinerja tim.
Di lantai bursa transfer, dari hasil analisis komposisi tim yang ada dan formasi yang akan digunakan olehnya, maka untuk pemain utama PSM Makassar membutuhkan seorang bek tengah (DC), seorang gelandang tengah (MC) dan seorang gelandang serang (AMC). Karena kebetulan slot pemain asing masih tersisa dua, Dewa memutuskan satu slot digunakan untuk posisi bek tengah, yakni bek timnas Kamerun yang bermain untuk PSMS Medan, Ndongo Mpessa (3 caps) dengan alasan postur tubuh yang cocok sebagai tandem bek asing asal Togo, Nomo Teh Marco. Untuk posisi gelandang serang, kembali Dewa membidik satu nama pemain asing yakni bintang Persik Kediri, Ronald Fagundez. Sedangkan untuk pos incaran terakhir yakni gelandang tengah, Dewa mengincar Ponaryo Astaman, pemain timnas Indonesia yang juga bintang andalan tim Arema Malang.
Tetapi apa mau dikata, Dewa hanya bisa pasrah tatkala mengetahui bahwa managemen hanya menyediakan budget transfer sebesar £19,500 hingga akhir musim untuk belanja pemain, padahal dirinya membutuhkan sekitar £200,000 untuk merombak total beberapa lini yang menurutnya lemah, dengan mendatangkan ketiga nama besar diatas. Alhasil tak ada cara lain selain menyiasati penggunaan budget, menjadi lebih selektif dengan memilah dahulu sebelum memilih pemain yang akan direkrut, tak hanya sesuai kebutuhan tim, melainkan lebih pada kesesuaian dengan kekuatan dana yang dimiliki, dalam hal ini harga dan gaji pemain buruan. Ditengah kondisi tersebut, Dewa pun memulai geliatnya di bursa transfer awal musim ini.
Pada tanggal 11 Desember 2007, PSM berhasil mengontrak dua pemain.
- Abdul Latif Tuharja, Striker, 18 tahun, Indonesia. Dengan label timnas U-19, didatangkan ke PSM Makassar dengan status bebas transfer.
- Syamsir Alam, Sayap kanan, 17 tahun, Indonesia. Juga didatangkan dengan status bebas transfer.
Keesokan harinya, 12 Desember 2007, seorang pemain kembali berhasil dikontrak.
- Yakonias Sanggemi, Bek kanan, 16 tahun, Indonesia yang saat itu berstatus timnas U-19, juga dikontrak dengan status bebas transfer.
Ketiga pemain tersebut didatangkan sebagai pelapis pemain utama diposisinya masing-masing. Meskipun masih sangat muda, Dewa berani bertaruh dengan mendatangkan ketiganya selain karena faktor skill mumpuni, juga karena status timnas junior yang dibela ketiganya.
Sehari kemudian, 13 Desember 2007. Dua pemain asing didatangkan di Mattoangin
- Arnaldo Anibal Villalba, Gelandang tengah, Striker, 28 tahun, Chile. Didatangkan dari klub Persibom Bolaang Mongondow, dengan fee sebesar £1,000.
- Leonardo Moyano, Bek Tengah, 30 tahun, Argentina. Pemain yang kontraknya tidak di perpanjang klub PSPS Pekanbaru ini didapatkan juga secara Free.
18 Desember 2007. Pemain terakhir yang didaratkan,
- Irfan Bachdim, 19 tahun, Gelandang serang, Indonesia. Dengan label timnas U-21, bergabung dengan PSM setelah melalui proses negosiasi yang alot karena banyaknya tim yang juga meminatinya.
Ketiga pemain diatas didatangkan untuk diproyeksikan sebagai pemain utama menggantikan ketiga pemain incaran yang gagal didatangkan, yakni Ndongo Mpessa, Ronald Fagundez dan Ponaryo Astaman. Meskipun ketiganya tidak setenar target sang manager, namun ketiganya dinilai sesuai dengan kebutuhan tim tak terkecuali pemain naturalisasi Indo-Belanda, yang terbilang masih sangat muda, irfan Bachdim.
Dengan bergabungnya Bachdim, proses transfer pun selesai. Dewa memang menargetkan menyelesaikan proses perpindahan pemain secepat mungkin (kurang dari seminggu) sebelum jadwal ujicoba pertama menghadapi PSM U-18 pada 16 Desember 2007, sehingga tim lengkap bisa terbentuk untuk kemudian menentukan kerangka tim. Sebenarnya proses transfer bisa dirampungkan 4 hari saja (selesai tanggal 15), akan tetapi proses negosiasi Irfan Bachdim yang alot dan berbelit-belit sehingga proses transfer memakan waktu seminggu.
Jika melihat komposisi pemain yang didatangkannya, tranfser ini didominasi pemain yang masih sangat muda dan murah karena umumnya didapatkan dengan free transfer. Maklum saja. Budget yang pas-pasan hanya bisa digunakan seefektif mungkin. Namun pembelian pemain ini juga memberikan dampak buruk bagi keuangan klub dimana dengan itu pembayaran gaji yang mencapai £2,010 melebihi budget gaji yang hanya sebesar £1,740 atau minus £274 setiap minggunya.
Disaat-saat akhir transfer, dengan budget yang masih £18,000, secara mengejutkan Dewa justru bermanuver dengan menggunakan hampir seluruh budget tersisa untuk mentransfer seorang pemain muda yang diyakininya sebagai seorang wonderkid.
Dengan nilai transfer sebesar £14,000 PSM mendapatkannya meski baru akan menggunakan jasanya 2 tahun kedepan (aturan di liga Swaziland, sang pemain baru akan dikontrak profesional saat berusia 18 tahun, atau tepatnya pada 1 November 2009). Meskipun kucuran dana yang cukup besar tersebut dapat digunakan untuk pemain lain yang bisa langsung bergabung, Dewa berkilah sudah memiliki skuad yang diharapkannya tanpa adanya tambahan pemain lain sehingga dana tersebut digunakan untuk transfer ini. Mengoleksi empat caps timnas diusia belia juga menjadi alasan logis bagi Dewa yang sangat puas bisa mengamankan jasa sang youngster.
- Mxolosi Mtsetfua, Gelandang tengah, 16 tahun, Namibia, bermain diklub Manzini Wanderers yang berkompetisi diliga Swaziland, Afrika.
Setelah merampungkan proses transfer dalam waktu singkat, maka lengkaplah sudah tim yang dibutuhkan oleh sang manager anyar. Dengan hadirnya enam pemain baru dan tidak adanya pemain yang dijual, maka total ada 31 pemain yang bakal mengisi komposisi skuad PSM untuk mengarungi ketatnya liga Indonesia dimana terdiri dari 26 pemain lokal dan 5 pemain asing.
Meskipun skuad PSM dihuni beberapa nama senior, namun hal ini diimbangi dengan cukup banyaknya pemain muda yang menjadikan rataan umur skuad terbilang cukup muda yakni 25 tahun. Adapaun formasi utama yang bakal digunakan oleh Dewa adalah 4-1-2-1-2 klasik menggunakan seorang gelandang bertahan yakni Syamsul Bachri Chaeruddin dan seorang gelandang serang yang bakal dipercayakan kepada rerutan anyar, Irfan Haarys Bachdim.
Diposisi penjaga gawang PSM memiliki empat nama yakni Syamsidar, M.Iqbal, M.Rahman dan Frangky Irawan. Syamsidar sendiri adalah pemain yang memiliki 1 cap bersama timnas Indonesia dan merupakan pemain termahal ketiga di skuad PSM saat ini dengan £12.000. Akan tetapi, Dewa menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah jaminan sebagai kiper utama. Posisi pemain utama belum ditentukan sampai ujicoba selesai.
Diposisi bek tengah, PSM memiliki enam nama yakni wakil kapten Leonardo Moyano (Argentina), Nomo Teh Marco (Togo), Iqbal Samad, Rachmat Latief, Djayusman Triasdi dan Handi Hamzah. Disinyalir bahwa untuk taktinya nanti, Dewa bakal mengandalkan dua nama asing tersebut untuk posisi ini sebagai ‘menara kembar’ di posisi sentral pertahanan PSM.
Untuk bek kanan dan kiri tercatat ada 6 nama lokal yang terbagi menjadi 3 bek kanan dan 3 bek kiri dan kesemuanya adalah pemain lokal. Di bek kanan ada Irsyad Aras, Adnan Buyung, dan rekrutan anyar muda Yakonias Sanggemi. Sedangkan di bek kiri ada Fatur Rahman, Sardianata dan Yusuf Hamzah. Untuk bek kanan kemungkinan pemain senior Irsyad Aras sebagai pemain utama, akan tetapi seperti pos penjaga gawang, posisi utama (bek kiri) juga belum ditentukan.
Posisi gelandang bertahan mencatatkan dua nama dan satu slot di tim utama sudah dipastikan menjadi milik sang icon PSM Makassar pengoleksi 25 caps timnas yang juga kapten tim sekaligus pemain termahal di skuad PSM saat ini, Syamsul Bachri Chaeruddin. Satu nama lain sebagai pelapis akan diisi oleh Nanang.
Gelandang bertahan diisi oleh empat nama yakni rekrutan anyar Arnaldo Villalba (Paraguay), Ali Khaddafi (Togo), Aswan Asri dan Diva Tarkas. Seperti posisi bek tengah, untuk posisi ini juga disinyalir bahwa Dewa akan mempercayakan dua nama asing untuk berduet menyokong lini serang PSM Makassar.
Dari lini serang, di pos gelandang serang Dewa memiliki tiga nama lokal dan ketiganya adalah pemain yang relatif berusia masih sangat muda. Untuk pemain utama Dewa bakal mempercayakan rekrutan anyar muda keturunan Indo-Belanda, Irfan Haarys Bachdim. Sedangkan dua nama lain adalah Syamsuadi dan Syamsir Alam.
Diposisi penyerang sebagai perobek jala lawan, diyakini Dewa bakal menduetkan striker asing dan lokal, Aldo Barreto (Paraguay) – Ahmad Amiruddin yang memiliki 5 caps timnas. Sedangkan empat nama lain akan diisi pemain yang masih relatif muda, yakni Sigit Sahrial, Hamdi, Sofyan dan rekrutan anyar Abdul Latief Tuhardja.
Setelah merampungkan semua proses transfer dalam waktu singkat, langkah selanjutnya yang dipersiapkan sang manager anyar untuk menghadapi musim baru adalah dengan ujicoba bertajuk friendly match untuk menentukan kerangka tim. Dimulai dengan melawan para junior ditim U-18 dan beberapa klub lokal yakni Makassar Utama, Gaspa Palopo, Persigowa, dan Gasma Enrekang, juga klub luar Sulawesi Selatan yakni Kendari Utama. Tak tanggung-tanggung, mereka juga mengundang dua klub asal Brunei Darussalam untuk beruji coba di stadion Mattoangin yakni ABDB dan AH United. Dan untuk melengkapi persiapan, PSM pun mengadakan tour di luar negeri, yakni Guam. Disana mereka melawan tiga klub yakni Crushers II, Tigers, dan Guam Shipyard.
Ujicoba dibuka dengan menghajar junior di tim U-18 dengan skor 4 – 2 pada Minggu, 16/12/07. Tiga hari kemudian (Rabu, 19/12/07) PSM kembali meraih hasil positif menumbangkan Makassar Utama dengan skor tipis 2 – 1. Kembali tiga hari berselang (Sabtu, 22/12/07), PSM memberi pelajaran tim asal Palopo, yakni Gaspa dengan skor meyakinkan 3 – 0. Empat hari kemudian (Rabu, 26/12/07) PSM memulangkan tim asal Sultra yakni Kendari Utama dengan kepala tertunduk lewat kemenangan tipis 2 – 1. Kejutan justru terjadi seminggu kemudian (Rabu, 2/12/07) saat PSM ditahan imbang Persigowa dengan skor 1 – 1 sebelum akhirnya ujicoba dengan klub lokal mereka tutup dengan memukul tim asal Enrekang yakni Gasma dengan skor 2 – 0 empat hari berselang pada Minggu, 6/1/08. Semua pertandingan digelar distadion Mattoangin, Makassar.
Dengan hasil 5 kali menang dan sekali seri dengan mencetak 14 goal dan kebobolan 5 goal dalam 6 laga, Aryansyah Dewa mengaku cukup puas dengan hasil yang diraih anak asuhnya dalam uji coba melawan klub lokal yang diatas kertas berada dibawah PSM. Untuk mematangkan persiapan, PSM pun mengundang tim dari luar Indonesia yakni 2 tim asal Brunei untuk beruji coba di Mattoangin. Jumat, 11/1/08 mereka berhasil menumbangkan ABDB asal Brunei dengan skor tipis 1 – 0. Berselang empat hari kemudian (Selasa, 15/1/08) mereka hanya mampu bermain imbang 1 – 1 dengan tim asal Brunei lainnya, yakni AH United.
Dan akhirnya untuk menutup dan memantapkan rangkaian ujicoba, Dewa pun memboyong pasukannya berangkat tour ke sebuah negara ditepian samudera Pasifik, yakni Guam untuk beruji coba tahap akhir disana. Guam sengaja dipilih oleh Dewa karena langkah ini adalah lebih pada liburan sebelum menghadapi kompetisi yang sebenarnya. Hal ini tentunya didukung dengan bentang alam negara Guam yang sangat cocok untuk hal tersebut.
Tour dibuka dengan hasil positif menumbangkan tuan rumah Crushers II 2 – 1 di Harmon Soccer Field, Upper, Harmon pada Sabtu, 19/01/08. Empat hari berselang (23/1/08) mereka kembali mencatat hasil impresif dengan mengejutkan tuan rumah Tigers dengan mencatat kemenangan 3 – 0 di University of Guam Soccer Field, Agana. Dan rangkaian tour PSM di Guam pun ditutup dengan pertandingan menghadapi tuan rumah Guam Shipyard empat hari kemudian (27/01/08) kembali di Harmon Soccer Field Upper, Harmon yang berakhir seri 2 – 2.
Dewa pun mengaku sangat puas dengan hasil keseluruhan yang diraih anak asuhnya selama ujicoba. Dari 11 laga, PSM membukukan 8 kemenangan dan 3 kali hasil seri, dimana PSM mencatatkan 23 goal dan hanya kebobolan 9 kali, cukup memperlihatkan keseimbangan antara ketajaman lini serang dan kekuatan lini belakang menggalang pertahanan. Striker Aldo Barreto tampil cukup mengesankan dengan mengemas 7 gol dari 11 laga. Peran sentral lain dipegang oleh sang kapten Syamsul Bachri Chaeruddin yang mencetak 3 gol dan 3 assist dan menjadi satu-satunya pemain yang tampil full sebagai line up sebanyak 11 laga.
Kedua pemain tersebut merupakan pemain termahal pertama dan kedua di skuad PSM. Kejutan justru terjadi diposisi penjaga gawang dimana pemain termahal ketiga, pemilik 1 cap timnas Syamsidar justru di parkir sepanjang ujicoba tanpa pernah sekalipun diturunkan. Tidak jelas alasan Dewa menepikannya, namun disinyalir Dewa lebih tertarik pada penjaga gawang muda yakni Frangky Irawan untuk mengisi posisi penjaga gawang utama.
Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, Dewa pun menyatakan kesiapan dan semakin percaya diri menghadapi ketatnya persaingan musim 2008 Liga Indonesia. PSM telah berada di penghujung pramusim, waktu kickoff semakin dekat, laga perdana menghadapi PSMS Medan dan seterusnya akan menjadi ujian sesungguhnya bagi sang manager anyar. Pembuktian sesungguhnya, pembuktian untuk sebuah penantian panjang, pembuktian yang akan menjadi jawaban atas segala keraguan publik sepakbola,
Kembalinya kejayaan PSM Makassar!
إرسال تعليق