Analisa Pertandingan (yang Saya Lakukan Sebelum, Selama, dan Sesudah Pertandingan)


                Mungkin ada di antara anda yang pernah baca dan diskusi terkait tulisan saya terdahulu, soal bagaimana saya menghadapi Bayern Munchen, baik, sebelum, selama, dan sesudah pertandingan. Untuk tulisan kali ini, saya akan kembali berbagi pengalaman soal bagaimana saya menghadapi sebuah pertandingan penting (sebelum, selama, dan sesudah). Soal bagaimana saya menganalisa kekuatan-kelemahan musuh, bagaimana saya mengambil pertimbangan untuk bereaksi terhadap hasil analisa, termasuk bagaimana saya memanfaatkan semua tool yang disediakan oleh Sport Interactive, demi keuntungan tim. Dan, yang terutama, soal bagaimana melakukan penyesuaian pada makro dan mikro-taktik.
               
Pada 30 Maret 2022, Dortmund harus bertandang ke Santiago Bernabeu, untuk partai 1st Leg Quarter-Final UCL 2021-2022, menghadapi Real Madrid.

  1. Analisa Sebelum Pertandingan
Media menjagokan Dortmund. Dalam keadaan seperti ini, saya putuskan tetap menggunakan
mentality-Attacking tetapi dengan beberapa penyesuaian micro-tactic untuk bermain lebih aman. Dalam keunggulan yang anda dapatkan di Media (dan bandar taruhan), Match Engine (ME) akan membacanya sebagai sebuah probabilitas di mana anda punya peluang menang lebih besar. Nah, probabilitas menang akan semakin membesar bila anda mengkombinasikannya dengan hal-hal lain (dalam hal ini strategi dan taktik) secara tepat.
               
                Dari data yang diberikan, baik Real  Madrid maupun Dortmund, sama2 memiliki reputasi tim worldwide, sama2 punya pemain dengan reputasi worldwide sebanyak 11 orang, dan sama2 punya gelandang serang dengan individual-skill ciamik. Tapi, Dortmund sedikit unggul untuk kemampuan bertahan dari gelandang-gelandangnya. Juga, kiper Madrid sedikit lebih lemah bila dibandingkan kiper Dortmund, Moreno Arts.
H-1 pertandingan, saya lihat kembali sejarah pertemuan. Dortmund menang 2x dan imbang 1x. Saya ingat, partai terakhir terjadi awal musim ini. European Super Cup, di partai tersebut sy menang 3-1 (Perpanjangan waktu). Tapi, saya baru bisa menyamakan skor di menit 76, setelah saya ganti formasi, dari 4-1-2-3 (tanpa striker) menjadi 4-1-2-2-1 (dengan memasukan Romelu Lukaku). Karenanya, saya tidak akan gunakan 4-1-2-3 lagi sebagai kick off-formation. Lalu, formasi apa yang saya gunakan? Saya belum putuskan. Catatan tambahan, sebenarnya, untuk partai ini adalah giliran formasi 4-1-2-3 untuk saya gunakan. Tapi, karena pernah gagal sebelumnya, saya putuskan untuk skip giliran tersebut.
                Setelah menganalisa beberapa partai “besar” Madrid di layar Matches, saya simpulkan Madrid akan gunakan formasi 4-2CM-3 (1 AMC)-1. Dengan kemungkinan line-up, Barbosa di depan, Bakalli di kiri, Isco AMC (kemungkinan AP-A), Malon Carvalho kanan, dan Ilkay Gundogan CM (mgkin CM-A/DLP (S)/B2B). Karena, formasi 4-2-3-1 akan “mati” bila si AMC kita “matikan”, maka saya harus gunakan formasi yang memiliki DM. Dan , saya tidak punya pilihan lain, selain Asymmetric 4-1-2-2-1.
                Mari kita lihat bersama-sama Team Information Real Madrid di bawah. Dari sata-data tersebut, anda bisa analisa di mana kekuatan-kelemahan musuh anda.

Kekuatan :
-          Sayap kanan jadi sumber gol utama (Malon Carvalho berbahaya). Saya adjust player-instruction dan role-duty Silvio Benito (LB), menjadi FB-S.
-          Best attribute PACE. Saya tidak perlu terlalu khawatir, karena, pemain2 saya, termasuk bek, punya quickness attribute yang bagus. Tapi, tetap saja saya harus perhatikan betul High-block defence Dortmund. Kenapa? Perhatikan, Bernabeu memiliki volume 105 x 65 m², artinya, kalau garis pertahanan anda terlalu tinggi, tidak terkontrol, akan banyak vunerable-space antara bek terakhir dan kiper yang bisa dieksploitasi musuh, terutama, dengan kombinasi direct pass dengan pemain2 yang memiliki kecepatan (Pace-acceleration).
-          Isco (yang banyak bermain di tengah), menjadi sumber assist. Itulah kenapa, jumlah assist Real Madrid dari deep-area bersaing dengan assist dari right wing. Oikonomopoulos akan saya kembalikan ke tengah (Defensive Midfielder-D) untuk menjaga Isco. Saya punya 3 opsi untuk posisi ini, yaitu, Regista, Anchor, atau DM. Saya pilih DM, karena, role ini selain punya bawaan marking juga punya karakter distribusi ketimbang Anchor  yang statis. Regista lebih cucok bila digunakan sebagai first-playmaker dan ini bukan tujuan saya, lagi pula, Regista bukan posisi dengan karakter Marker. Kenapa saya tidak memilih BWM? Role ini merupakan marker-role “paling kotor”, dan, saya tidak mau partai penting ini “rusak” karena potensi kartu merah akibat default-character nya BWM.
Kelemahan :
-          Bila saya dapat mematikan pemain yang berada di posisi AMC (siapa pun), Madrid dalam bahaya.
-          Sisi terkuat Madrid ada di kanan, tetapi, di sana pulalah (bek kanan) sisi terlemah mereka. Hanya saja, saya memutuskan untuk tidak mengeksploitasi kelemahan di bek kanan ini. Karena, saya lebih memilih mematikan sayap serang Madrid di kanan ketimbang mengeksploitasi bek kanannya. Ini pilihan, dalam situasi seperti ini, putuskanlah yang mana yang terbaik, lalu, sesuaikanlah macro-micro tactic anda.
-          Bek kiri Madrid kemungkinan besar sekali juga akan jadi sisi terlemah, karena, Alex Sandro sedang cedera dan yang mungkin bermain adalah Luka Glumac yang lemah di mental-attribute. Bravery 7, composure 9, determination 9. Sedikit berbagi tip dasar, pemain dengan bravery-determination rendah, bisa anda hard-tackle. Bila, composure juga rendah (apalagi concentrationnya ikutan kampretos), anda closing-down saja sekalian. Kebetulan, saya memainkan Gegenpressing (pada kesempatan lain akan kita diskusikan bagaimana Gegenpressing versi saya di FM), karenanya, saya sudah tidak sabar ingin lihat bagaimana pressing pemain2 Dortmund buat Luka Glumac tertekan.

Formasi, strategi, dan taktik
-          Saya putuskan memakai Asymmetric 4-1-2-2-1. Pertimbangannya ada di atas
-          Karena saya lihat sayap Madrid sangat hebat di individual-skill, saya putuskan bermain “sedikit aman”. Ke-dua bek sayap akan saya adjust menjadi FB-S, lalu, Ousmane akan saya berikan role-duty, RW-S, serta, Julian Brandt IF-S. Saya tidak ingin 2 bek sayap saya terlalu agresif menyerang, sehingga, saya hindari CWB dan WB. Saya mau ke-2 sayap serang melakukan track-back untuk membantu pertahanan melakukan zonal-marking terhadap Bakkali dan Carvalho, sehingga, saya pilih duty Support. Sebenarnya, bila saya ingin menjalankan prinsip tersebut, lebih tepat saya gunakan role-duty DW-S. Tapi, saya tidak familiar dengan kombinasi itu, lagi pula, kurang cocok bila diterapkan kepada Julian Brandt.
-          Oikonomopoulos pada posisi DM akan saya berikan instruksi marking AMC. Untuk AMC nya Madrid, akan saya OI, marking always, closing down always, dan show weaker foot.
-          Saya akan clossing down, show left foot, dan tackle hard Luka Glumac. Dan saya akan press Glumac mulai dari titik terdalam di mana ia menerima bola di dalam pertahanan Madrid.
-          Ada beberapa perubahan makro yg saya lakukan. Yaitu, pertama, saya berharap ada beberapa variasi crossing, sehingga, saya matikan perintah drill-cross yang biasanya saya gunakan. Saya matikan perintah short-passes (biar pemain2 tengah dan depan putuskan sendiri jenis umpan yang mereka lepas dalam tiap momen). Saya juga mempertimbangkan untuk mematikan push higher-up untuk mengontrol tingginya blok pertahanan yang saya terapkan (agar tidak banyak vunerable-space antara bek terakhir dan kiper).

Penyesuaian pada Training
Biasanya untuk Match-Training saya set ke attacking-movement, tapi, untuk partai ini saya putuskan untuk fokus ke Teamwork, karena, jenis latihan ini akan menyempurnakan pemahaman antar lini dan pemain di lapangan. Sekali lagi, salah satu konsep bermain saya (khusus untuk partai ini), adalah, bermain menyerang tapi tidak seagresif biasanya. Saya ingin zonal marking saya berjalan dari lini ke lini, karenanya, saya memilih “bermain aman” dengan melatih aspek yang terkait dengan tujuan saya tersebut

  1. 90 Menit Pertandingan
10 menit awal saya putuskan menonton pertandingan secara full-match, saya ingin
pastikan segalanya berjalan sesuai rencana. Atau, kalaupun, ada perubahan, saya bisa melihatnya secara langsung. Singkat cerita, tidak ada yang aneh. Bahkan, saya melihat pemain2 Dortmund seperti lebih bersemangat dan termotivasi. Karena, seringnya memenangkan perebutan bola.
Menit 22, saat Madrid mendapatkan goal-kick, saya segera pause pertandingan. Ini yang saya temukan.
 
Jarak pemain tengah Madrid ke pertahanan terlalu jauh. Tampaknya 2 CM Madrid mendapatkan role B2B/CM-S atau B2B/BWM-S. Kujevic si nomor 4, akan bergerak perlahan (naik) untuk merapatkan jarak dengan trio serang Dortmund (tidak terlihat di gambar di atas). Positioning trio serang Dortmund berada pada pressing-area yang pas (sesuai dengan aim-pressing dari strategi Gegenpressing yang saya inginkan). Saya mempertimbangkan, untuk merubah role Regis Barreau (CM saya) dari DLP-S menjadi B2B, supaya ada tambahan dari 1 CM yang bergerak lebih advanced, untuk mengeksploitasi gap lini tengah Madrid.
               
Sampai menit ke-26, belum ada perubahan skor. Yang ada, data statistik memihak kepada saya. Dan, ini sangat menyenangkan.
Dari Match Stats di atas, jumlah shot saya lebih banyak, walaupun on goal nya buruk, tapi paling tidak, hanya ada 1 long-shot. Artinya, jarak antar pemain saya sangat terjaga, sehingga, si pemegang bola tidak merasa perlu lakukan tembakan terburu-buru (long-shot). Perhatikan kalimat bold. Bila anda melihat long-shot terlalu banyak, shout work ball into box, belum tentu menjadi jawabannya. Bisa jadi banyak hal, dan, jarak antar pemain (positioning) terlalu jauh, bisa jd salah satu sebab. Lihat pula data CCC, Dortmund punya 2 dan Madrid 0. Satu hal yang berbahaya, adalah, jumlah Fouls. Belum setengah jam sudah ada 6. Saya lantas melakukan tweak easy-tackle untuk meminimalisasi jumlah Fouls.

                Bila anda perhatikan, passing completion pemain belakan Dortmund sangat rendah (40%). Berdasarkan fakta ini, saya putuskan bermain lebih aman dengan cara mematikan perintah higher speed dan saya ganti lower speed. Saya berharap akan ada peningkatan passing completion.

                Di sisi lain, saya agak penasaran, kenapa pemain-pemain Madrid seperti bermain nervous, saya banyak melihat mereka banyak kalah perebutan bola, banyak lakukan long-passing yang malah jatuh ke kaki pemain Dortmund, dan 4 pemain terdepannya kesulitan mendapatkan ruang tembak. Pada menit 31, saya restore RMD body language. Saya langsung tertawa. Ternyata, pemain Madrid memang pada nervous hahaha… Itulah salah satu sebab utamanya mereka bermain buruk. Demam panggung, bros J
Tip. Dalam keadaan musuh seperti ini, pantaulah terus perkembangan body language mereka. Bila anda rasa cukup, segera targetkan serangan atau OI anda kepada si pemain. Tetapi, tetap berhati-hatilah mengambil langkah ini. Bagaimana berhati-hati agar tim anda tidak malah rugi, anda lebih tau daripada saya.

                Babak pertama berakhir 0-0. Dortmund lebih unggul dari sisi statistik di beberapa aspek yang saya harapkan, beberapa micro-tactic yang saya rencanakan berjalan sesuai rencana, dan pemain-pemain Madrid bermain nervous.

Luka Glumac masih bermain oke. Bahkan paling oke. Tapi, saya tidak khawatir. Toh, dia yang terlemah dari semua. Saya lihat saja babak ke-2, apa bisa si Glumac bermain konsisten terus. Perhatikan Isco, dia benar-benar mati oleh pressing Oikonomopoulos dan pemain-pemain Dortmund lainnya.

Completion passing Isco hanya 53,3 %. Buruk sekali. Dengan pemain yang berposisi seperti Isco (AP), termasuk juga role lain macam Treq atau DLP, completion pass 53,3 % adalah sebuah bencana.

Jumlah dribble tuntas Bakkali dan Carvalho masih sangat bagus. Untuk itu, saya akan tetap menjaga player instruction saya kepada 4 wide players saya. Sangat mungkin, agresif sedikit saja saya bermain, mereka berdua akan menghukumnya. Sementara Isco, dribble tuntasnya, 0 dari 0.
 
                Karena, saya lihat Dortmund bermain lebih baik, maka saya putuskan untuk memberikan tim morale-booster pada saat istirahat babak pertama dengan team-talk seperti ini.

Ass. Man saya menyarankan do this for fans, tapi, saya yakin, dengan fakta-fakta yang saya jabarkan di atas, you’ve been unlucky so far + I have faith pada individal-positional, seluruh pemain akan merespon dengan positif. Dan, hasilnya, anda bisa lihat pada screen-shot di atas. Ada kalanya, anda bisa ikuti saran Ass. Man anda, dengan syarat mutlak motivating-attributenya di atas 15.

                Babak ke-2 dimulai. Sama seperti yang terjadi di babak pertama, Dortmund bermain lebih baik. Bahkan, semakin baik. Kenapa? Karena, pemain-pemain Madrid bermain semakin buruk. Satu hal yang saya terus waspadai, adalah, perubahan formasi lawan. Tetapi, biasanya AI akan lakukan perubahan bila mereka tertinggal. Hal lain yang harus diwaspadai, adalah, pergantian pemain. Dengan masuknya pemain baru, anda harus pertimbangkan ulang OI anda.        Menit 56, Ayew masuk menggantikan Ilkay Gundogan. Karena, saya lihat kekuatan kakinya left only, saya langsung show right foot pada Ayew.
                Menit ke-65, Mohammed Ousmane berhasil memanfaatkan umpan corner Ivan Kujevic dengan maksimal. Gol. Madrid 0-1 Dortmund.
Catatan tambahan, musim ini, Mohammed Ousmane menjalani debutnya dengan sangat baik. Sampai sejauh ini, ia merupakan top scorer ke-2 Bundesliga dengan 15 gol di bawah Romelu Lukaku dengan 18 gol. Awal tahun ini, Ousmane juga terpilih sebagai Pemain Terbaik FIFA nomor 2, di bawah Ivan Kujevic. Ke depannya (paling tidak sampai akhir musim ini), saya akan maksimalkan semua potensi Ousmane. Saya melihat, AI belum memberikan perhatian khusus sebanyak yang mereka berikan pada Ivan Kujevic. Saya pikir, saya harus manfaatkan apa yang dijalankan oleh ME ini sebaik-baiknya. Anda harus pantau perkembangan pemain anda dari partai ke partai, dari 1 musim ke musim berikutnya dan bandingkan dengan musim sebelumnya. Bila anda yakin ada penurunan, adjust lah micro-tactic dan micro-management anda terhadap si pemain terkait. Bila semakin bagus, terus perhatikan perkembangan average rating nya, atau statistik-statistik lain di mana ia mencatatnya dengan luar biasa.

Setelah tertinggal, Madrid melakukan beberapa perubahan besar. Pertama, mereka merubah formasi dari 4-2-3-1 menjadi 4-4-2. Saya menyadarinya, Madrid on possesion, Gabriel Barbosa bergerak maju didampingi satu pemain lain yang terlihat sedikit deeper-positioned. Saya restore RMD Formation, benar saja terjadi perubahan formasi. Saya segera tweak. Saya perintahkan exploit middle dan play wider. Kenapa? Saat anda memiliki 3 gelandang tengah (terutama bila memainkan 1 AMC) dan AI memainkan 4-4-2, maka anda sudah memiliki kelebihan jumlah pemain di tengah. Bila anda lihat gelandang tengah AI lebih lemah daripada anda, lakukanlah exploit middle. Dan, arahkan pressing serta show weaker foot anda, agar AI menggulirkan bola ke tengah. Sementara play-wider (bila dikombinasikan dengan exploit middle), gunanya adalah, menjaga formasi anda untuk tetap lebar agar tidak kehilangan ruang di posisi sayap.
                Menit 70, Isco diganti de Bruyne. Menit 76 Abel Moura digantikan Meyer. Karena Meyer (seperti Glumac) memiliki mental-attribute payah saya segera hard tackle, clossing down always, dan show left foot. Hasilnya, semakin mendekati akhir pertandingan, baik Meyer maupun Glumac berlomba-lomba mencatat passes-intercepted dan passes-blocked. Gooood. Saya gantikan Julian Brandt dengan Jonas Hoffman. Karena, Brandt off-form. Ia agak kesulitan menghadapi Carvalho.
                Menit ke-80, saya switch mentality ke control dan mengaktifkan shout drop-deeper. Tujuannya, untuk menjaga control saya terhadap defense-positioning, tanpa, kehilangan banyak kesempatan menyerang (bila dibandingkan bila saya memakai mentality defensive/contain, misalnya). Petandingan berakhir. Skor akhir 0-1 untk Dortmund. Petandingan bagus untuk Dortmund. Segalanya berjalan lempeng sejak awal hingga akhir.

Passing
Kurang memuaskan, dari sisi umpan tuntas. Tapi, saya maklumi, kerena, (1) Madrid bermain higher-up pressing block, sehingga banyak tekanan mereka memaksa pemain Dortmund long pass (dan missed), (2) Saya tidak terapkan team-instruction shorter pass, sehingga potensi direct/long pass pun meningkat, (3) Anda berhadapan dengan tim seperti Madrid, sebaiknya jangan terlalu berharap possesion anda bisa jauh di atas mereka

Headers

Payah. Justru banyak terjadi di offense-headers. 2 bek Madrid betul-betul yahud untuk urusan duel udara.

Tackles

Untuk jumlah tackle sukses di sayap, jumlahnya sangat kurang. Karena, Carvalho sukses menyelesaikan 13 dribble tuntas dan Bakkali melakukan 8 dribble tuntas.

Match Statistic
Dortmund bermain lebih efisien. Bandingkan ball-possesion dengan jumlah shot. Madrid lebih banyak menguasai bola, tapi, Dortmund memiliki penguasaan bola yang lebih berkualitas. Bandingkan pula, jumlah CCC, Madrid 0-3 Dortmund. Babak ke-2 Real Madrid memperbaiki diri di pertahanan, salah 1 buktinya, mereka berhasil memaksa pemain Dortmund melakukan lebih banyak tembakan jarak jauh. Defense pass completion Dortmund mengalami perbaikan, walaupun masih rendah, tapi, meningkat menjadi 59% (setelah di babak pertama < 45%). Dan, terakhir, seperti yang saya katakan, bahwa bek Madrid semakin banyak menyia-nyiakan bola di babak II, terlihat dari statistik di atas, defense-passes hanya 66 % (babak I di atas 75%).

                Berikut full-time team talk saya. Karena, sudah bermain sesuai yang direncanakan, sudah sepantasnya, para pemain mendapatkan pujian. Tapi, untuk menghindari rasa puas yang mungkin muncul, saya putuskan berbicara dengan kalem (calmly), tidak passionate, untuk lontarkan pujian yang levelnya moderat.


  1. Setelah Pertandingan
Saya melakukan terlalu banyak Fouls (21), nanti akan saya lihat lagi di mana saja Fouls terjadi. Ini penting untuk menjalani 2nd Leg match di Dortmund, 1 minggu lagi.

Untuk menjaga motivasi dan fokus tim, berbagai macam cara bisa anda lakukan, apakah memberikan pujian kepada Man of the Match, menjaga porsi latihan, sampai merilis pernyataan yang tepat saat anda berhadapan dengan awak media. Saya nyaris selalu bersikap netral atau minimal tidak mengumbar keyakinan, terutama bila musim kompetisi masih panjang.

                Sekian saya bagikan pengalaman saya, tentang bagaimana saya menghadapi pertandingan penting. Tentang bagaimana saya memutuskan bermain “sedikit aman” dengan melakukan beberapa micro-macro tactic adjustment. Tentang memanfaatkan tool yang disediakan Sport Interactive. Tentang bagaimana interpretasi saya terhadap Match Engine (ME). Sekaligus memaparkan apa latar belakang dan tujuan saya mengambil beberapa keputusan terkait. Semoga apa yang saya sampaikan bisa memberikan beberapa gagasan bagi anda dan membuka lebih banyak kesempatan berdiskusi.

Semoga kita makin asik maen FM dan semoga komunitas FM Indonesia semakin tokcer. Amin. Salam FM Indonesia. Salam sepakbola.



Ryantank100

Post a Comment

أحدث أقدم